Wednesday, January 11, 2012

KENIKMATAN HAKIKI TERASA DI DUNIA HINGGA AKHIRAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

Allah Tidak akan menyiksa kalian, apabila kalian mau bersyukur dan beriman
Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui. (QS. An-Nisa 147)
[370] Allah memberi pahala terhadap amal hamba-Nya, memaafkan kesalahan dan menambah nikmat-Nya.

إِعْلَمْ أَنَّ كُلَّ خَيْرٍ وَلَذَّةٍ وَسَعاَدَةٍ بَلْ كُلُّ مَطْلُوْبٍ وَمُؤَثَّرٍ فَإِنَّهُ يُسَمَّى نِعْمَةً وَلَكِنَ النِّعْمَةُ بِالحَقِيْقَةِ هِىَ السَّعاَدَةُ الآُخْرَوِيَّةِ وَتُسَمِّيْهِ ماَ سِوَاهاَ نِعْمَةً وَسَعاَدَةً إِمَّا غَلَطٌ وَإِمَّا مَجاَزٌ كَتَسْمِيَّةِ السَّعاَدَةِ الدُّنْيَوِيَّةِ الَّتِى لاَ تُعِيْنُ عَلَى الآَخِرَةِ نِعْمَةً فَإِنَّ ذَلِكَ غَلَطُ مَحْضٍ

Ketahuilah, bahwa setiap kebaikan, kenikmatan dan kesenangan bahkan semua yang diharapankan ataupun semua yang didapatkan, itulah yang paling sering dinamakan kenikmatan. Akan tetapi kenikmatan hakiki ialah kesenangan akhirat. Selain itu, bisa jadi kesalahan penamaan atau nama majaz (sindiran). Kesenangan dunia yang di dalamnya tidak bernilai akhirat, lalu dinyatakan sebuah kenikmatan, hal itu murni keliru besar.

وَقَدْ يَكُوْنُ اِسْمُ النِّعْمَةِ لِلشَّيْءِ صِدْقاً وَلَكِنْ يَكُوْنُ إِطْلاَقُهُ عَلَى السَّعَادَةِ الأُخْرَوِيَّةِ أَصْدَقُ فَكُلُّ سَبَبٍ يُوْصِلُ إِلىَ سَعاَدَةِ الآَخِرَةِ وَيُعِيْنُ عَلَيْهاَ إِمَّا بِوَسِطَةٍ وَاحِدَةٍ أَوْ بِوَسَائِطَ فَإِنَّ تَسْمِيَّتَهُ نِعْمَةً صَحِيْحَةٌ وَصِدْقٌ ِلأَجْلِ أَنَّهُ يُفْضِى إِلىَ النِّعْمَةِ الحَقِيْقِيَّةِ

Terkadang penamaan nikmat pada sesuatu itu hanya faktor kebetulan. Namun kenikmatan mutlak terdapat pada kesenangan akhirat, bukanlah suatu kebetulan. Oleh karena itu segala hal yang mengarah atau penyebab untuk mendapatkan kesenangan akhirat dan mendorongnya, melalui satu perantara atau beberapa perantara, itulah yang dinamakan nikmat yang benar dan sesungguhnya, karena hal itu mengarah kenikmatan hakiki.

Jujur saja, segala hal yang terjadi kepada kita terbagi empat bagian ;

إِلىَ ماَ هُوَ ناَفِعٌ فىِ الدُّنْياَ وَالآَخِرَةِ جَمِيْعاً كاَلعِلْمِ وَحُسْنِ الخُلُقِ > فاَلنَّافِعُ فىِ الحاَلِ وَالمَآَلِ هُوَ النِّعْمَةُ تَحْقِيْقاً

Pertama : Nyaman di dunia dan nyaman di akhirat, seperti memiliki ilmu agama dan akhlak baik. Ketika nyaman di dunia dan di akhirat, maka tiada lain itulah kenikmatan hakiki.

وَإِلىَ ماَ هُوَ ضاَرٌّ فِيْهِماِ جَمِيْعاً كاَلجَهْلِ وَسُوْءِ الخُلُقِ > فاَلضَّارُّ فِيْهِماَ هُوَ البَلاَءُ تَحْقِيْقاً وَهُوَ ضِدُّهُماَ  

Kedua : Tidak nyaman di dunia dan tidak nyaman di akhirat, seperti bodoh dalam agama dan buruk akhlak. Tidak nyaman di dunia dan di akhirat tiada lain itulah malapetaka yang nyata.

وَإِلىَ ماَ يَنْفَعُ فىِ الحاَلِ المُضِرُّ فىِ المَآَلِ كاَلتَّلَذُّذِ بِاتِّباَعِ الشَّهْوَةِ > فاَلنَّافِعُ فىِ الحاَلِ المُضِرُّ فىِ المَآَلِ بَلاَءٌ مَحْضٌ عِنْدَ ذَوِى البَصَائِرِ وَتَظُنُّهُ الجُهاَلُ نِعْمَةً , وَمِثاَلُهُ الجَائِعُ إِذاَ وَجَدَ عَسَلاً فِيْهِ سَمٌّ فَإِنَّهُ يَعِدُهُ نِعْمَةً إِنْ كاَنَ جاَهِلاً وَإِذَا عَلَّمَهُ عِلْمٌ أَنَّ ذَلِكَ بَلاَءٌ سِيْقَ إِلَيْهِ

Ketiga : Nyaman di dunia tapi tidak nyaman di akhirat, seperti bersenang-senang dengan mengikuti hawa nafsu. Menurut akal cerdas, ini nyata malapetaka juga. Orang awam menyebutnya kenikmatan. Umpamanya, seorang yang lapar menemukan madu yang mengandung racun, orang awam akan menyebutnya menemukan kenikmatan, akan tetapi apabila dibimbing ilmu, ia akan menyebutnya mengundang malapetaka.

وَإِلىَ ماَ يَضُرُّ فىِ الحاَلِ وَيَؤَلَّمُ وَلَكِنْ يَنْفَعُ فىِ المَآَلِ كَقَمْعِ الشَّهْوَاتِ وَمُخاَلِفَةِ النَّفْسِ > فاَلضَّارُّ فىِ الحَالِ النَّافِعُ فىِ المَآَلِ نِعْمَةٌ عِنْدَ ذَوِى الأَلْباَبِ بَلاَءٌ عِنْدَ الجُهاَلِ , وَمِثَالُهُ الدَّوَاءُ البِشْعِ فىِ الحاَلِ مِذَاقَةٌ إِلاَّ أَنَّهُ شاَفٍ مِنَ الأَمْرَاضِ وَالأَسْقاَمِ وَجاَلِبٌ لِلصِّحَةِ وَالسَّلاَمَةِ فاَلصَّبِىُّ الجاَهِلُ إِذَا كُلِّفَ شُرْبَهُ ظَنَّهُ بَلاَءً وَالعَاقِلُ يَعُدُّهُ نِعْمَةً

Keempat : Tidak nyaman di dunia bahkan menyakitkan tetapi nyaman di akhirat, seperti menahan dan mengendalikan hawa nafsu. Menurut akal sehat, ini merupakan kenikmatan besar, tetapi malapetaka menurut awam. Umpamanya, jamu ialah obat pahit dan tidak nyaman saat di minum, tetapi kemudian ia akan nyaman, sembuh dari penyakit, bugar, sehat dan selamat. Seorang anak kecil yang awam, apabila diminta meminum jamu, ia akan mengira malapetaka. Sedang orang yang berakal akan menyebutnya sebuah kenikmatan.

Amal ibadah memang tidak nyaman serta tidak sesuai keinginan, namun orang yang berakal cerdas dan sehat, akan menyatakan itu adalah kenikmatan hakiki, menikmatinya dengan nyaman di dunia, apalagi kelak di akhirat. “Masalahnya apakah amal ibadah kita sudah dirasa nikmat nan lezat ?!” tanyakan itu pada nurani kita !....

Allah mengetahui segalanya…...


ADAB BUANG HAJAT


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قاَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ إِسْتَنْزِهُوا مِنْ البَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ القَبْرِ مِنْهُ

Waspadailah pada saat buang hajat, karena siksa kubur banyak terjadi disebabkan buang hajat. (HR. Daruqutni)

فَإِذاَ قَصَدْتَ بَيْتَ الماَءِ لِقَضاَءِ الحاَجَةِ فَقَدِّمْ فىِ الدُّخُوْلِ رِجْلَكَ اليُسْرَى وَفىِ الخُرُوْجِ رِجْلَكَ اليُمْنَى وَلاَتَسْتَصْحِبْ شَيْئاً عَلَيْهِ إِسْمُ اللهِ تَعاَلىَ وَرَسُوْلُهُ وَلاَتَدْخُلُ حاَسِرَ الرَّأْسِ وَلاَحاَفِىَ القَدَمَيْنِ وَقُلْ عِنْدَ الدُّخُوْلِ ؛

Apabila anda masuk kamar mandi untuk buang hajat hendaknya ; (1) Saat masuk dahulukan kaki kiri dan saat keluar dahulukan kaki kanan. (2) Tidak membawa sesuatu yang mengandung nama Allah dan RasulNya. (3) Tidak masuk tanpa menutupi kepala, handuk atau peci. (4) Tidak melepas alas kaki. (5) Saat masuk baca do’a ;

بِاسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الرِّجْسِ النَّجْسِ المُخْبِيْثِ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung kepada Allah dari noda najis yang mengotori, syetan yang terkutuk.

(6) Saat keluar baca do’a ;

غُفْراَنَكَ الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى ماَيُؤْذِيْنِى وَأَبْقَى فىِ ماَيَنْفَعُنِى

Aku memohon ampunanMu, segala pujian ialah milik Allah Yang menghilangkan sesuatu yang menyakiti aku dan Yang menetapkan sesuatu yang bermanfaat untukku.

وَيَنْبَغِى أَنْ تَعِدَّ النُّبَلَ قَبْلَ قَضاَءِ الحاَجَةِ وَأَنْ لاَتَسْتَنْجِىَ بِالماَءِ فىِ مَوْضِعِ قَضاَءِ الحاَجَةِ وَأَنْ تَسْتَبْرِئَ مِنَ البَوْلِ بِالتَّنَحْنُحِ وَالنَّتْرِ ثَلاَثاً وَبِامْراَرِ اليَدِ اليُسْرَى عَلَى أَسْفَلِ القَضِيْبِ

(7) Hendaknya mempersiapkan dahulu batu (ketika bersuci dengan batu). (8) Tidak mengarahkan kencing lurus ke tempat hajat (supaya tidak kembali nembak) (9) Melepas kencing hingga habis dengan “dehem”, sentil pelan 3 kali atau dengan mengurutkan jari tangan kiri dari arah bawah batang kelamin. 

وَإِنْ كُنْتَ فىِ الصَّحْراَءِ فاَبْعُدْ عَنْ عُيُوْنِ النَّاظِرِيْنَ وَاسْتَتِرْ بِشَيْءٍ إِنْ وَجَدْتَهُ وَلاَتَكْشِفُ عَوْرَتَكَ قَبْلَ الإِنْتِهاَءِ إِلىَ مَوْضِعِ الجُلُوْسِ وَلاَتَسْتَقْبِلُ الشَّمْسَ وَلاَ القَمَرَ وَلاَتَسْتَقْبِلُ القِبْلَةَ وَلاَتَسْتَدْبَرُهاَ وَلاَتَجْلُسُ فىِ مُتَحَدِّثِ النَّاسِ وَلاَتَبُلُ فىِ الماَءِ الرَّاكِدِ وَتَحْتَ الشَّجَرَةِ المُثْمِرَةِ وَلاَفىِ الجَحْرِ وَاحْدَرْ الأَرْضَ الصُلْبَةَ وَمُهِبَّ الرِّيْحِ إِحْتِراَزاً مِنَ الرَّشاَشِ لِقَوْلِهِ T ؛

(10) Apabila anda berada di luar ruangan, hindari buang hajat dari pandangan orang (11) Menutupi diri bila menemukan penutup (12) Tidak membuka aurat sebelum sampai duduk buang hajat (13) Tidak menghadap Matahari dan Bulan (14) Tidak menghadap kiblat dan membelakanginya (15) Tidak buang hajat di tempat orang kumpul (16) Tidak buang hajat di air tenang, Tidak dibawah pohon yang berbuah dan Tidak pada lubang bundar permukaan tanah (17) Waspadai buang hajat mengarah permukaan keras dan saat angin berhembus agar tidak terkena cipratan, karena berdasar hadits ;

إِسْتَنْزِهُوا مِنْ البَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ القَبْرِ مِنْهُ

Waspadailah pada saat buang hajat, karena siksa kubur banyak terjadi disebabkan buang hajat. (HR. Daruqutni)

وَاتِّكَئِ فىِ جُلُوْسِكَ عَلَى الرِجْلِ اليُسْرَى وَلاَتُبَلِ قاَئِماً إِلاَّعَنْ ضَرُرْرَةٍ وَاجْمَعْ فىِ الإِسْتِنْجاَءِ بَيْنَ إِسْتِعْماَلِ الحَجَرِ وَالماَءِ فَإِذاَ أَرَدْتَ الإِقْتِصاَرَ عَلَىَ أَحَدِهِماَ فاَلماَءُ أَفْضَلُ وَإِنِ اقْتَصَرْتَ عَلَى الحَجَرِ فَعَلَيْكَ أَنْ تَسْتَعْمِلَ ثَلاَثَةَ أَحْجاَرٍ طاَهِرَةٍ مُنْشِفَةٍ لِلْعَيْنِ تَمْسَحُ بِهاَ مَحَلَ النَّجْوَ بِحَيْثُ لاَتَنْتَقِلُ النَّجاَسَةُ عَنْ مَوْضِعِهاَ وَكَذَلِكَ تَمْسَحُ القَضِيْبَ فىِ ثَلاَثَةِ مَواَضِعَ مِنْ حَجَرٍ فَإِنْ لَمْ يَحْصُلْ الإِنْتِقاَءُ بِثَلاَثَةٍ فَتَمِّمْ خَمْسَةً أَوْ سَبْعَةً إِلىَ أَنْ يُنْقِىَ بِالإِيْتاَرِ فاَلإِيْتاَرُ مُسْتَحَبٌ وَالإِنْقاَءُ واَجِبٌ وَلاَتَسْتَنْجِ إِلاَّ بِاليَدِ اليُسْرَى وَقُلْ عِنْدَ الفِراَغِ مِنَ الإِسْتِنْجاَءِ ؛

(18) Hendaklah dengan posisi duduk di atas kaki kiri (19) Tidak kencing sambil berdiri kecuali darurat (20) Dipadukan antara air dan batu, tapi apabila ingin singkat maka air lebih utama, dan apabila ingin pakai batu hendaklah dengan tiga butir batu suci yang dapat mengikis kotoran dengan mengusapkan ke anus dan tidak bercerai  atau “belepotan” . Saat kencing pun sama dengan buang air besar (BAB) yaitu memakai tiga butir batu (21) Apabila belum bersih dengan tiga batu maka tambah limat atau sampai tujuh batu sampai bersih, hitungan ganjil adalah sunnah sedang bersih itu wajib (22) Tidak istinja kecuali dengan tangan kiri, baca do’a setelah istinja ;

أَللَّـهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِى مِنَ النِّفاَقِ وَحَصِّنْ فَرْجِى مِنَ الفَواَحِشِ

Ya Allah sucikan hatiku dari munafiq, lindungi farjiku dari keburukan.

وَادْلُكْ يَدَكَ بَعْدَ تَماَمِ الإِسْتِنْجاَءِ بِالأَرْضِ أَوْ بِحاَئِطٍ ثُمَّ غَسَلَهاَ

(23) Setelah istinja, tangan bekas menyentuh kotoran gosok pada lantai atau dinding lalu cuci kembali, Tammat.

Allah mengetahui segalanya.

Daftar Pustaka :
Bidayatul Hidayah – Abu Hamid Al-Ghozali
Muroqil Ubudiyyah – Syekh Nawawi Al-Bantani

KONSULTASI HUKUM ISLAM

KAJIAN HARI SABTU

KAJIAN HARI MINGGU

TADARUS MALAM RABU

SYARAH SAFINATUN-NAJA

SYARAH SAFINATUN-NAJA
TERJEMAH KASYIFATUS-SAJA SYARAH SAFINATUN-NAJA

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU
Ketika mendapatkan ilmu agama Islam tanpa bimbingan guru Maka jelas gurunya syetan, bahkan kesesatan akan lebih terbuka lebar Waspadailah belajar agama Islam tanpa bimbingan guru. Nah, apakah anda punya guru? .. kunjungilah beliau…!! Apabila ingin mendapat ilmu manfaat dan terjaga dari kesesatan

SILSILAH GURU AHMAD DAEROBIY (KANG DAE)