Monday, September 29, 2014
Monday, September 22, 2014
SEPULUH MUTIARA AKAN LENYAP
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الحَمْدُ ِللهِ حَقَّ حَمْدِهْ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهْ
، مُحَمَّدٍ رَسُوْلِهِ وَعَبْدِهْ ، وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ بَعْدِهْ ؛
أَمَّابَعْدُ
رُوِىَ أَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ نَزَلَ عَلَى النَّبِىِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ مَرَضِ مَوْتِهِ فَقاَلَ ياَجِبْرِيْلُ هَلْ
تَنْزِلُ مِنْ بَعْدِى ؟؟ فَقاَلَ نَعَمْ ياَرَسُوْلَ اللهِ أَنْزِلُ عَشْرَ
مَرَّاتٍ أَرْفَعُ العَشْرَ الجَواَهِرِ مِنَ الأَرْضِ قاَلَ ياَ جِبْرَيْلُ
وَماَتَرْفَعُ مِنْهاَ ؟ قاَلَ ؛ (الأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ
(وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ (وَالثَّالِثُ)
أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ (وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ
مِنَ الأُمَراَءِ (وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ
(وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ (وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ
الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ (وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ
الأَغْنِياَءِ (وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ (وَالعاَشِرُ) أَرْفَعُ
الإِيْماَنَ
Diriwayatkan,
bahwa malaikat Jibril turun menjumpai baginda Nabi SAW, saat itu beliau dalam
keadaan sakit yang mengantarnya wafat. “Hai Jibril, apakah kamu masih tetap
akan turun ke bumi setelah saya meninggal ?” tanya Nabi SAW pada Jibril. “Ya,
betul, saya masih tetap akan turun Ya Rasulullah, saya akan turun sebanyak
sepuluh kali, karena saya akan mengambil sepuluh macam mutiara di muka bumi”
jawab malaikat Jibril. “Hai Jibril, apa yang mau kamu angkat dari bumi ?” tanya
Nabi SAW ingin tahu. Kemudian Jibril pun menjelaskan : Pertama, saya akan
mengambil keberkahan dari muka bumi. Kedua, saya akan mengambil rasa cinta dari
hati para makhluk. Ketiga, saya akan mengambil rasa sayang dari hati kerabat,
saudara. Keempat, saya akan mengambil keadilan dari para penguasa, Pemerintah.
Kelima, saya akan mengambil rasa malu dari para wanita. Keenam, saya akan
mengambil kesabaran dari orang-orang fakir, miskin dan yang tertimpa musibah.
Ketujuh, saya akan mengambil sifat kehati-hatian dan sikap zuhud (hati terikat
duniawi) dari para Ulama. Kedelapan, saya akan mengambil sifat dermawan dari
orang-orang kaya. Kesembilan, saya akan mengambil Al-Qur’an dan Kesepuluh, saya
akan mengangkat keimanan.
لَمّاَ رَجَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ مِنْ حَجَّةِ
الواَدَعِ إِلىَ المَدِيْنَةِ أَقاَمَ بِهاَ بَقِيَّةَ ذِى الحِجَّةِ تَماَمَ
سَنَةِ عِشْرٍ ثُمَّ دَخَلَتْ سَنَةَ إِحْدَى عَشْرَةٍ فَأَقاَمَ المُحَرَّمَ
وَصَفَرَ وَفىِ يَوْمِ الأَرْبَعاَءْ مِنْ أَخِرِ صَفَرَ بَدَأَ بِالنَّبِىِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجْعُهُ فَحْمٌ وَصَدَعٌ ...
Ketika Rasulullah SAW telah
melaksanakan ibadah haji yang terakhir (haji wada’), beliau kembali ke Madinah
dan tinggal di Madinah sampai akhir bulan Dzulhijjah, waktu itu tahun 10
Hijriyyah, kemudian masuk ke tahun 11 Hijriyyah. Awal tahun 11 Hijriyyah, dari
bulan Muharram sampai bulan Safar, beliau masih tetap tinggal di Madinah. Dan
tepat di hari rabu bulan Safar beliau mulai merasa sakit demam panas…
فَقاَلَ أَبُوْ بَكْرٍ ؛ مَنْ كاَنَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحُمَّداً صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّداً قَدْ ماَتَ وَمَنْ كاَنَ مِنْكُمْ
يَعْبُدُ اللهَ فَإِنَّ اللهَ حَىٌّ لاَيَمُوْتُ
Abu bakar berkata ; Barangsiapa
diantara kalian yang menyembah Muhammad SAW, Sesugguhnya Nabi Muhammad telah
wafat. Barangsiapa diantara kalian yang menyembah Allah SWT, Sesungguhnya Allah
itu maha hidup dan tidak akan pernah mati.
وَمَامُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ
مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ
فَلَنْ يَضُرَّ اللهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللهُ الشَّاكِرِيْنَ
Nabi Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rasul[234]. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi Balasan
kepada orang-orang yang bersyukur. (QS.
Ali Imran 144)
Pustaka
:
Nurul-Abshor Fi
Manaqib Ali An-Nabi Al-Mukhtar Syekh Mukmin bin Hasan hal. 58
(Diterjemahkan
oleh Ahmad Daerobiy)
Monday, September 1, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)