بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang
MUQODDIMAH ILMU
A.
Kerangka Ilmu Mantiq
يَنْبَغِى لِكُـلِّ شَارِعٍ فِى فَنٍّ مِنَ
الفُنُونِ أَنْ يَتَصَوَّرَهُ وَيُعَرِّفَهُ قَبْلَ الشُّرُوْعِ فِيْهِ لِيَكُونَ
عَلَى بَصِيْرَةٍ فِيْهِ وَيَحْصُلُ التَّصَوُّرُ بِمَعْرِفَةِ المَباَدِى
العَشَرَةِ المَنْظُومَةِ فىِ قَولِ بَعْضِهِمْ ؛
Seyogia
yang mengandung pahala sunnah bagi setiap orang yang hendak mempelajari suatu
ilmu, terlebih dahulu harus mengetahui uraian-uraian ilmu yang akan di
pelajari, dengan harapan agar dapat mewaspadai ilmu yang akan di pelajari, dan
uraian-uraian ilmu itu adalah dengan cara megenali 10 macam kerangka ilmu,
sebagaimana penjelasan sya’ir yang di abadikan sebagian Ulama :
الحَـدُّ وَالمَوْضُوعُ ثُمَّ الثَّـمْرَةُ
|
إِنَّ مَباَدِى كُـلَّ فَنٍّ عَشْـرَةُ
|
الإِسْمُ الإِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
|
وَفَضْـلُهُ وَنِسْـبَةٌ وَالوَاضِـعُ
|
وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفاَ
|
مَسَائِلٌ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى
|
-
Sesungguhnya kerangka ilmu itu berjumlah
sepuluh
Definisinya(1), penempatannnya(2) serta hasilnya(3)
-
Keutamaannya(4),
perbandingannya(5) dan penciptanya(6)
Namanya(7), sumbernya(8), hukum agamanya(9)
-
Dan masalah-masalahnya(10), cukup diuraikan
sebagian
Namun siapa uraikan semua, kan dapat kemuliaan
وَالآنَ نُشاَرِعُ فىِ فَنِّ المَنْطِقِ فَنَقُوْلُ
Sekarang
kita hendak mempelajari ilmu Mantiq maka saya katakan :
1.
Batasan
حَدُّهُ عِلْمٌ يُبْحَثُ فِيْهِ عَنْ
مَعْلُوْماَتِ التَّصَوُّرِياَتِ وَالتَّصْدِيْقاَتِ مِنْ حَيْثُ اَنَّهاَ
تُوُصِّلَ اِلىَ أَمْرٍ مَجْهُوْلٍ تَصَوُّرِىٍّ أَوْتَصْدِيْقِىٍّ
Batasan
ilmu mantiq adalah ilmu yang di bahas di dalamnya hal-hal maklum dalam
penguraian dan membuat kesimpulan agar di dapat sesuatu hal yang belum di
ketahui uraian serta kesimpulannya.
2.
Penempatan
وَمَوْضُوْعُهُ المَعْلُوْماَتُ
التَّصَوُّرِياَتُ وَالتَّصْدِيْقاَتُ مِنْ حَيْثُ أَنَّهاَ تُوُصِّلَ اِلىَ
أَمْرٍ مَجْهُوْلٍ تَصَوُّرِىٍّ أَوْتَصْدِيْقِىٍّ
Penempatan
ilmu mantiq adalah hal-hal maklum yang mengantarkan kepada uraian dan
kesimpulan suatu perkara yang belum di ketahui atau agar mendapat kesimpulan
baru.
3.
Buah
وَثَمْرَتُهُ عِصْمَةُ الدِّهْنِ عَنِ
الخَطاَءِ فىِ الفِكْرِ هِىَ جَعْلُ التَّعْرِيْفِ وَالدَّلِيْلِ
Buah
atau manfaat mempelajari ilmu mantiq adalah menjaga dari kesalahan cara berpikir
dalam menyusun definisi dan dalil.
4.
Keutamaan
وَفَضْلُهُ فَوْقاَنُهُ عَلىَ غَيْرِهِ مِنْ
حَيْثُ كَوْنِهِ عاَمُ النَّفْعِ ِلأَنَّهُ يُبْحَثُ عَنِ التَّصَوُّرِى
وَالتَّصْدِيْقىِ
Keutamaan
ilmu mantiq lebih unggul di antara ilmu-ilmu lainnya karena kemanfaatan ilmu mantiq yang menyeluruh
dalam membahas suatu uraian dan kesimpulan.
5.
Nisbat ( perbandingan )
وَنِسْبَتُهُ إِلىَ غَيْرِهِ التَّباَيُنُ أَىْ
كَوْنُ الشَّيْءِ لاَيَصْدُقُ أَحَدُهُماَ عَلَى ماَصَدُقَ عَلَيْهِ آخَرُ
Nisbat
Ilmu mantiq dengan ilmu lainnya adalah nisbat tabayyun artinya masing-masing
memilki arti yang berbeda
6.
Pencipta
واَوَضِعُهُ المَشْهُوْرُ أَرِسْطَاطاَلِسْ
تُوُفِىَ 372 قَبْلَ المِيْلاَدِيَّةِ
Pencipta
Ilmu mantiq menurut pendapat masyhur adalah Aristoteles, beliau wafat tahun 372
sebelum masehi
7.
Nama
وَاسْمُهُ عِلْمُ المَنْطِقِ وَعِلْمُ
المِيْزاَنِ وَرَأْسُ العُلُوْمِ
Nama
Ilmu ini adalah Ilmu Mantiq, Ilmu Mizaan (timbangan), dan di namakan pemimpin
Ilmu bagi Ilmu-ilmu lainnya
8.
Sumber
واَسْتِمْداَدُهُ مِنَ العَقْلِ وَهُوَ
مَعْرِفَةُ المَعْلُوْمِ
Sumber
Ilmu mantiq adalah dari akal yaitu mengenal suatu yang telah maklum hingga
menjadi sebuah kesimpulan baru.
9.
Hukum
وَحُكْمُ الشَّارِعُ فِيْهِ الجَواَزُ وَفَرْضُ
الكِفاَيَةِ عَلَى كُلِّ ناَحِيَةٍ
Hukum
Ilmu mantiq adalah boleh di pelajari oleh setiap muslim akan tetapi fardu
kifayah bagi penduduk suatu daerah
10.
Masalah-masalah
وَمَساَئِلُهُ كُلُّ تَعْرِيْفٍ أَىْ جَعْلُ
تَعْرِيْفٍ وَدَلِيْلٍ
Masalah-masalah
Ilmu mantiq adalah setiap definisi yaitu cara menyusun definisi atau dalil
وَقاَلَ الإِماَمُ الغَزاَلىِ مَنْ
لاَمَعْرِفَةَ بِعِلْمِ المَنْطِقِ لاَيُوْثَقُ بِعِلْمِهِ وُثُوْقاً تاًماً
Imam
A-Gojaliy berpendapat, orang yang tidak mengenal Ilmu mantiq maka Ilmu
pengetahuannya tidak dapat di andalkan secara sempurna
B. Bismillah versi ilmu mantiq
يَنْبَغِى لِكَلِّ شَارِعٍ فِى فَنٍّ مِنَ
الفُنُوْنِ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِطَرْقِ البَسْمَلَةِ مِمَّايُنَاسِبُ ذَلِكَ
الفَنِّ , وَفَاءً بِالحَقِّ البَسْمَلَةِ وَوَفَاءً بِالحَقِّ الفَنِّ
المَشْرُوْعِ , وَالحَقُّ الفَنِّ أَنْ يَتَكَلَّمَ الشَّارِعُ بِطَرْفِ
البَسْمَلَةِ مِمَّا يُنَسِبُ ذَلِكَ الفَنِّ المَشْرُوْعِ , وَالحَقُّ
البَسْمَلَةِ أَنْ لاَيَتْرُكَ الكَلاَمَ عَلَى البَسْمَلَةِ رَأْسًا
Seyogya
yang sunnah bagi setiap orang yang hendak mempelajari suatu ilmu agar
membicarakan sepucuk uraian Bismillah menurut ilmu tersebut, karena memenuhi
hak Bismillah dan memenuhi hak ilmu yang hendak dia pelajari, hak ilmu adalah
setiap yang hendak mempelaari harus memicarakan uraian Bismillah menurut ilmu
yang dipelajari sedangkan hak bismillah adalah sama sekali tidak meninggalkan
pembicaraan uraian Bismillah.
إِعْلَمْ أَنَّ
جُمْلَةَ البِسْمِلَةِ يَصِحُّ أَنْ تَكُوْنَ جُمْلَةً إِنْشاَئِيَّةً وَيَصِحُّ
أَنْ تَكُوْنَ جُمْلَةً خَبَرِيَّةً
Ketahuilah
! bahwa jumlah atau kesatuan kalimat-kalimat yang terdapat pada Bismillah bisa
dijadikan jumlah Insyaiyyah, juga boleh dijadikan jumlah Khobariyyah
فَإِنْ كاَنَتْ جُمْلَةُ البِسْمِلَةِ
خَبَرِيَّةً
Apa
bila di jadikan jumlah Khobariyyah, maka ada beberapa bagiannya yaitu sebagai
berikut ;
Bagian
pertama ;
فَتُسَمَّى قَضِيَّةً شَخْصِيَّةً إِنْ قُدِرَ
بِنَحْوِ أُؤَلِّفُ وَضاَبِطُهاَ أَنْ يَكُوْنَ مَوْضُوْعُهاَ مُخْتَصاً
مُعَيَّناً
Jumlah Bismillah dinamakan
QODLIYYAH SYAKHSHIYYAH (pernyataan seseorang) bila maudlu (pelaku) muta’alaq
(kata kerja yang disandari) dari Bismillah ditentukan dan di khususkan, seperti
lafadz :
أُؤَلِّــفُ
Artinya
; “Aku hendak menyusun”
Bagian
kedua ;
وَتُسَمَّى قَضِيَّةً كُلِيَّةً إِنْ قُدِرَ
بِنَحْوِ يَبْتَدِأُ كُلُّ مُؤْمِنِيْنَ وَضاَبِطُهاَ أَنْ يَكُوْنَ مَوْضُوْعُهاَ
مَسُوْراً بِسُوْرِ الكُلِّ
Jumlah Bismillah dinamakan
QODLIYYAH KULLIYYAH (pernyataan setiap orang mukmin) bila maudlu (pelaku)
muta’alaq (kata kerja yang disandari) dari Bismillah memakai adat sur kulliy
atau memakai kata penghimpun penyeluruh, seperti lafadz :
يَبْتَدِأُ كُلُّ مُؤْمِنِيْنَ
Artinya
; “Setiap mukmin hendak mengawali”
Bagian
ketiga ;
وَتُسَمَّى قَضِيَّةً جُزْئِيَّةً إِنْ قُدِرَ
بِنَحْوِ يَبْتَدِأُ بَعْضُ مُؤْمِنِيْنَ وَضاَبِطُهاَ أَنْ يَكُوْنَ مَوْضُوْعُهاَ
مَسُوْراً بِسُوْرِ الجُزْئِي
Jumlah Bismillah dinamakan
QODLIYYAH JUZIYYAH (pernyataan sebagian orang mukmin) bila maudlu (pelaku)
muta’alaq (kata kerja yang disandari) dari Bismillah memakai adat sur juziy
atau memakai kata penghimpun sebagian, seperti lafadz :
يَبْتَدِأُ بَعْضُ مُؤْمِنِيْنَ
Artinya
; “Sebagian mukmin hendak mengawali”
Bagian
keempat ;
وَتُسَمَّى قَضِيَّةً مُهْمَلَةًً إِنْ قُدِرَ
بِنَحْوِ يَبْتَدِأُ مُؤْمِنُوْنََ وَضاَبِطُهاَ أَنْ يَكُوْنَ مَوْضُوْعُهاَ
كُلِياًّ مِنْ غَيْرِ نَظْرِ الكُلِّ وَالجُزْءِ
Jumlah Bismillah dinamakan
QODLIYYAH MUHAMALAH (pernyataan setiap orang mukmin) bila maudlu (pelaku)
muta’alaq (kata kerja yang disandari) dari Bismillah tidak memakai adat sur
kulliy ataupun adat sut juziy, tidak memakai kata penghimpun sebagian ataupun
kata penghimpun penyeluruh, seperti lafadz :
يَبْتَدِأُ مُؤْمنُوْنَ
Artinya
; “Setiap mukmin hendak mengawali”
وَإِنْ كاَنَتْ جُمْلَةً إِنْشاَئِيَّةً
فَلاَتُسَمَّى قَضِيَّةً
Apa
bila jumlah kalimat-kalimat Bismillah di jadikan jumlah Insyaiyyah, maka
Bismillah tidak di namakan QODIYYAH atau pernyataan
Tammat
saya suka keteranganya
ReplyDeletealhandulillah
ReplyDeleteQobiltu Alhamdulillah
ReplyDelete