Friday, January 16, 2015
Monday, January 12, 2015
RAHASIA MAULID NABI SAW
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى
بَعَثَ فِيْناَ رَسُوْلَهُ الأَعْظَمُ , وَجَعَلَ أُمَّتَهُ وَسَطاً خَيْرَ
الأُمَمِ , حَتَّى يَكُوْنُوْا يَوْمَ القِياَمَةِ شُهَداَءَ عَلَى ساَئِرِ الأُمَمِ
, صَلىَ اللهُ تَعاَلىَ عَلَى النَّبِىِّ الأَكْمَلِ الأَفْحَمِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ ذِى المَكاَرِمِ وَالشَّيْمِ , وَعَلَى آلِهِ الَّذِى فىِ سُلُكِ
دِيْنِهِ انْتِظَمْ , وَصَحْبِهِ حَماَةِ الدِّيْنِ الأَقْوَمْ , وَشَرَفَ
وَكَرَمَ وَمَجَدَ وَعَظَمْ ( أَمَّابَعْدُ )
Dalam kesempatan ini, kita membicarakan
hikmah dalam memperingati Maulid Nabi SAW. Semoga kita semua mendapatkan hikmah
itu, sehingga akan mengantarkan pada kehidupan yang baik, hidup senang bahagia
dan sejahtera di dunia dan juga di akhirat kelak..amin
MAULID NABI BERNILAI PAHALA
(فاَئِدَةٌ) فيِ فَتاَوِى الحاَفِظْ السُّيُوْطِيْ فيِ باَبِ الوَلِيْمَةِ
(سُئِلَ) عَنْ عَمَلِ المَوْلِدِ النَّبَوِيِّ فيِ شَهْرِ رَبِيْعِ الأَوَّلِ ماَ حُكْمُهُ
مِنْ حَيْثُ الشَّرْعِ وَهَلْ هُوَ مَحْمُوْدٌ أَوْ مَذْمُوْمٌ وَهَلْ يُثاَبُ فاَعِلُهُ
أَوْلاَ قاَلَ (وَالجَوَابُ) عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ
اِجْتِماَعُ النّاَسِ وَقِرَاءَةُ ماَ تَيَسَّرَ مِنَ القُرْآَنِ وَرِوَايَةِ الأَخْباَرِ
الوَارِدَةِ فيِ مَبْدَأِ أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَماَ
وَقَعَ فيِ مَوْلِدِهِ مِنَ الآَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِماَطٌ يَأْكُلُوْنَهُ
وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِياَدَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ
عَلَيْهاَ صاَحِبُهاَ لِماَ فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهاَرِ الفَرْحِ وَالاِسْتِبْشاَرِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ
اهـ
(FAIDAH) Dalam kitab Fatawi Al-Hafidz As-Suyuti dalam Bab
Walimah. Beliau ditanya soal peringatan Maulid Nabi SAW di bulan Robi’ul Awal.
Apa hukumnya menurut pandangan agama Islam? Apakah terpuji atau tercela? Apakah
mendapatkan pahala atau tidak? Beliau menjawab menurutku asal peringatan maulid
yang di dalamnya terdapat kumpulan orang, membaca ayat Qur’an, membacakan
riwayat hadits tentang kisah Rasul SAW juga menceritakan kehebatan saat
kelahiran beliau, kemudian di akhiri dengan makanmakan dan rangakaian acara
seperti itu tetap dijalankan tanpa menambahkan hal lain, hukumnya adalah bid’ah
hasanah, artinya perbuatan sangat baik yang mendapatkan nilai pahala,
karena terdapat mengagungkan martabat baginda Nabi SAW menampakan suka cita dan
senang atas kelahiran Nabi SAW.
CARA MENGHORMATI
KELAHIRAN NABI SAW
(فاَئِدَةٌ) جَرَّتْ العاَدَةُ أَنَّ النّاَسَ إِذَا سَمِعُوْا ذِكْرِ
وَضْعِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُوْنَ تَعْظِيْماً لَهُ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَذَا القِياَمُ مُسْتَحْسِنٌ لِماَ فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ فَعَلَ ذَلِكَ كَثِيْرٌ مِنْ عُلَماَءِ الأُمَّةِ
الَّذِيْنَ يُقْتَدَىْ بِهِمْ
(FAIDAH) Berlaku sebuah kebiasan bahwasanya apabila
diperdengarkan menyebut kelahiran Nabi SAW maka semua orang akan berdiri karena
mengagungkan Nabi SAW. Bangun berdiri untuk mengagungkan ini adalah sangat
baik, karena di dalamnya terdapat mengagungkan dan menghormati baginda Nabi
SAW. Banyak para Ulama soleh dahulu yang melakukan hal seperti ini. Mereka
adalah para Ulama yang menjadi pemimpin ummat…
AL-IMAM AS-SUBKIY
MEMPERINGATI MAULID NABI
قاَلَ الحَلَبِيْ
فيِ السَّيْرَةِ فَقَدْ حَكَى بَعْضُهُمْ أَنَّ الإِماَمَ السُّبْكِي اِجْتَمَعَ عِنْدَهُ
كَثِيْرٌ مِنْ عُلَماَءِ عَصْرِهِ فَأَنْشَدَ مَنْشَدَهُ قَوْلَ الصَّرْصَرِي فيِ مَدْحِهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَلِيْلٌ لِمَدْحِ المُصْطَفَى الخَطُّ بِالذَّهَبِ
عَلَى وَرَقٍ مِنْ خَطٍّ أَحْسَنٍ مِنْ كُتُبٍ وَأَنْ تَنْهِضَ الأَشْرَافُ عِنْدَ
سِماَعِهِ قِيّاَماً صُفُوْفاً أَوْ جِثِيّاً عَلَى الرُّكَبِ فَعِنْدَ ذَلِكَ قاَمَ
الإِماَمُ السُّبْكِي وَجَمِيْعُ مَنْ بِالمَجْلِسِ فَحَصَلَ أُنْسٌ كَبِيْرٌ فيِ ذَلِكَ
المَجْلِسِ وَعَمِلَ المَوْلِدَ وَاجْتِماَعُ الناَّسِ لَهُ كَذَلِكَ مُسْتَحْسِنٌ
Syekh Al-Halbi berkata
dalam kitab As-Saeroh, sebagian Ulama mengabarkan bahwasanya Al-Imam As-Subkiy
berkumpul bersamanya banyak para Ulama saat itu. Kemudian Al-Imam As-Subliy
melantunkan say’air Ash-Shorshori yang menceritakan pujian dan sanjungan kepada
baginda Nabi SAW “Sepatah kata mengandung pujian kepada Nabi Terpilih adalah
laksana tulisan emas di atas kertas, tulisan paling indah dalam buku-buku”.
Hendaknya segera bangkit berbaris baik berdiri atau berkendara karena untuk
mengagungkan Nabi SAW pada saat mendengar kelahiran Nabi SAW. Oleh karenanya
saat itu Al-Imam As-Subkiy bangkit berdiri untuk mengagungkan kelahiran Nabi
SAW juga semua orang yang hadir saat itu. Sehingga terciptalah rasa senang dan
bahagia di tempat itu. Memperingati Maulid serta mengumpulkan orang untuk
maulid Nabi adalah perbuatan yang sangat baik dan terpuji.
MAULID NABI PERBUATAN
SANGAT BAIK
قاَلَ الإِماَمُ
أَبُوْ شاَمَةٍ شَيْخُ النَّوَوِيْ وَمِنْ أَحْسَنِ ماَ ابْتُدِعَ فيِ زَماَنِناَ ماَ
يُفْعَلُ كُلَّ عاَمٍ فيِ اليَوْمِ المُوَافِقِ لِيَوْمِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنَ الصَّدَقاَتِ وَالمَعْرُوْفِ وَإِظْهاَرِ الزِّيْنَةِ وَالسُّرُوْرِ
فَإِنَّ ذَلِكَ مَعَ ماَ فِيْهِ مِنَ الإِحْسَانِ لِلْفُقَرَاءِ مَشْعَرٌ بِمَحَبَّةِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَعْظِيْمِهِ فيِ قَلْبِ فاَعِلِ ذَلِكَ
وَشُكْرِ اللهِ تَعاَلىَ عَلَى ماَمَنٍ بِهِ مِنْ إِيْجَادِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعاَلَمِيْنَ
Berkata Aol-Imam Abu
Syamah Syekh An-Nawawi : Diantara perbuatan bid’ah yang sanggat baik di saat
sekarang (bid’ah itu ada yang baik dan tidak red.), yang dilakukan setiap
pergantian tahun, bertepatan dengan hari kelahiran Nabi SAW yang di dalamnya
sedekah, bertatap muka, menampakkan rasa senang dengan memakai pakaian bagus
karena bahagia akan kelahiran Nabi SAW, di samping itu ada sikap peduli kepada
fakir miskin, maka semua itu merupakan pertanda ada rasa cinta kepada baginda
Nabi SAW serta mengagungkannya di dalam hati orang yang melakukannya. Juga
termasuk sebagai bentuk karena kesejahteraan dan kedamaian diwujudkannya
Rasulullah SAW, yang di utus menjadi rahmat bagi semua alam.
SEJARAH MAULID NABI
قاَلَ السَّخاَوِيْ
إِنَّ عَمَلَ المَوْلِدِ حَدَّثَ بَعْدَ القُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ ثُمَّ لاَزَالَ أَهْلُ
الإِسْلاَمِ مِنْ سَائِرِ الأَقْطاَرِ وَالمِدَنِ الكُباَرِ يَعْمَلُوْنَ المَوْلِدَ
وَيَتَصَدَّقُوْنَ فيِ لَياَلِيْهِ بِأَنْواَعِ الصَّدَقاَتِ وَيَعْتَنُّوْنَ بِقِرَاءَةِ
مَوْلِدِهِ الكَرِيْمِ وَيَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَرَكاَتِهِ كُلُّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ
Berkata Syekh As-Sakhoi
: Bahwasanya peringatan mauled Nabi itu di mulai sejak abad ke-3 Hijriyah
(tahun 300-an) kemudian umat Islam di berbagai penjuru dunia, berbegai kota
besar tidak henti-hentinya memperingati mauled Nabi SAW di setiap tahunnya,
mereka melakukan sedekah di malamnya dengan berbagai macam sedekah, mereka
bersungguh-sungguh membaca Maulid Nabi dan mengagungkannya, sehingga mereka
semua mendapatkan keberkahan yang besar karena mauled Nabi SAW.
MANFAAT MAULID NABI
وَقاَلَ اِبْنُ
الجُوْزِيْ مِنْ خَوَاصِهِ أَنَّهُ أَماَنٌ فيِ ذَلِكَ العاَمِ وَبُشْرَى عاَجِلَةٍ
بِنَيْلِ البُغِيَّةِ وَالمَرَامِ
Berkata Syekh Ibnu
Al-juzi : Diantara khasiat atau fungsi Maulid Nabi adalah bahwasanya di tahun
tersebut akan di lindungi dari semua musibah, kebahagiaan yang disegerakan
karena mendapatkan cita-cita dan harapan.
RAJA PERTAMA
MEMPERINGATI MAULID NABI
وَأَوَّلُ مَنْ
أَحْدَثَهُ مِنَ المُلُوْكِ المُلُكُ المُظَفَّرِ أَبُوْ سَعِيْدْ صَاحِبِ أَرْبِلَ
وَأَلَّفَ لَهُ الحاَفِظُ اِبْنُ دَحْيَةٍ تَأْلِيْفاً سَمَّاهُ التَّنْوِيْرُ فيِ
مَوْلِدِ البَشِيْرِ النَّذِيْرِ , فَأَجَازَهُ المُلُكُ المُظَفَّرِ بِأَلْفِ دِيْناَرٍ
وَصَنَعَ المُلُكُ المُظَفَّرَ المَوْلِدَ وَكاَنَ يَعْمَلُهُ فيِ رَبِيْعِ الأَوَّلِ
وَيَحْتَفِلُ بِهِ اِحْتِفاَلاً هاَئِلاً وَكاَنَ شَهْماً شُجاَعاً بِطَلاً عَاقِلاً
عَالِماً عاَدِلاً وَطاَلَتْ مُدَّتُهُ فيِ مُلْكٍ إِلىَ أَنْ ماَتَ وَهُوَ مُحاَصِرُ
الفَرَنْجِ بِمَدِيْنَةٍ عِكاً سَنَةَ ثَلاَثِيْنَ وَسِتُّمِائَةٍ مَحْمُوْدُ السَّيْرَةِ
وَالسَّرِيْرَةِ
Raja pertama yang
melakukan peringatan Maulid Nabi adalah Raja Mudlofar, yaitu Abu Sa’id Penguasa
daerah Irbal. Khabar ini diabadikan oleh Al-Hafidz Ibnu Dahyah dalam sebuah
buku At-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir Wan-Nadzir”. Sang raja menginfaqkan seribu
dinar untuk Maulid Nabi (saat itu satu dinar = 5 jt-an sekarang) Sang raja
merayakan Maulid Nabi di bulan Robi’ul-Awal setiap tahun. Berkat keberkahannya
sang raja menjadi berkah, menjadi semakin gagah perkasa, kekuasaannya semakin
di kagumi raja-raja lain, bahkan kejayaannya berlangsung lama yaitu sampai sang
raja wafat. Raja Mudlofar wafat di kota Al-Farnj sekitar tahun 630 Hiriyah sang
raja mendapatkan pujian dan sanjungan setelah kepergiannya wafat meninggal
dunia.. karena berkah mauldi Nabi SAW
DALIL MEMPERINGATI
MAULID NABI
وَاسْتَنْبَطَ
الحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ تَخْرِيْجَ عَمَلِ المَوْلِدِ عَلَى أَصْلِ ثاَبِتٍ فيِ السُّنَّةِ
وَهُوَ ماَ فيِ الصَّحِيْحَيْنِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدِمَ المَدِيْنَةَ فَوَجَدَ اليَهُوْدِ يَصُوْمُوْنَ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ فَسَأَلَهُمْ
فَقاَلُوْا هُوَ يَوْمٌ أَغْرَقَ اللهُ فِيْهِ فِرْعَوْنَ وَنَجَى مُوْسَى وَنَحْنُ
نَصُوْمُهُ شُكْرًا فَقاَلَ نَحْنُ أَوْلىَ بِمُوْسَى مِنْكُمْ
Al-Hafidz Syekh Ibnu
Hajar Al-Asqolaniy menetapkan bahwa takhrij (dalil relevan) akan peringatan
mauled Nabi adalah sudah ditetapkan dalam hadits riwayat Bukhori Muslim, yaitu
bahwa pada saat baginda Nabi SAW tiba di kota Madinah, beliau bertemu dengan
kaum yahudi yang sedang berpuasa ‘Asyura dan Nabi SAW menanyakan hal itu.
“Kalian semua puasa apa?” kaum Yahudi menjawabnya, ini adalah hari dimana Allah
menenggelamkan Fir’aun dan menyelamatkan Nabi Musa, hari ini kami berpuasa
karena bentuk rasa syukur. Nabi SAW berkata : “Kami (Nabi Muhammad SAW) adalah
lebih utama dari Nabi Musa dan kalian semua”. Ini artinya bahwa Kelahiran Nabi
Muhammad SAW adalah paling layak di syukuri dan di peringati.
ABU LAHAB DIRINGANKAN SIKSANYA
وَقَدْ جُوِزَي
أَبُوْ لَهَبٍ بِتَخْفِيْفِ العَذَابِ عَنْهُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ بِسَبَبِ إِعْتاَقِهِ
ثُوَْيبَةَ لِماَ بَشَرَتْهُ بِوِلاَدَتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ
يَخْرُجُ لَهُ مِنْ بَيْنِ أُصْبُعَيْهِ ماَءٌ يَشْرُبُهُ كَماَ أَخْبَرَ بِذَلِكَ
العَبّاَسُ فيِ مَنَامٍ رَأَىْ فِيْهِ أَباَ لَهْبٍ وَرَحِمَ اللهُ . القاَئِلَ وَهُوَ
حاَفِظُ الشّاَمِ شَمْسُ الدِّيْنِ مُحَمَّدْ بِنْ ناَصِرْ حَيْثُ قاَلَ إِذاَ كاَنَ
هَذاَ كاَفِرًا جاَءَ ذَمُّهُ وَتَبَّتْ يَدَاهُ فيِ الجَحِيْمَ مُخْلِدًا أَتَى أَنَّهُ
فيِ يَوْمِ الإِثْنَيْنِ دَائِماً يُخَفَّفُ عَنْهُ لِلسُّرُوْرِ بِأَحْمَدَ فَماَ
الظَّنُّ بِالعَبْدِ الَّذِيْ كاَنَ عُمْرُهُ بِأَحْمَدَ مَسْرُوْرًا وَماَتَ مُوَحِدًا
Sungguh telah
diperkenankan kepada Abu Lahab (musuh Nabi SAW) untuk diringankan siksanya
diakhirat nanti khusus pada hari senin saja. Itu disebabkan Abu Lahab pernah
membebaskan budak bernama Tsuaebah, saat itu ia merasa senang dan bahagia akan
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada hari senin nanti selain siksanya diringankan
di dalam neraka, dari jari sela jari tangannya keluar air minum, ia bisa minum
sesukanya dan badannya menjadi segar. Sebagaimana dikhabarkan oleh Ibnu Abbas yang
terlihat dalam mimpinya. Bahwasanya Ibnu Abbas melihat Abu Lahab dan Allah
mengasihinya dengan meringankan siksanya.
Seorang Ulama Syam yaitu
Syekh Samsuddin Muhammad bin Nashir berkata, Apabila Abu Lahab ini seorang
kafir yang tercela dan sudah pasti dimasukkan kekal ke dalam neraka, maka
setiap di hari senin siksanya itu diringankan, karena ia pernah senang dan bahagia
atas kelahiran Nabi SAW. Lalu bagaimana seorang hamba yang setiap kali bertemu
bulan Maulid merasa senang dan bahagia, orang Islam yang menauhidkan dengan
baik dan bukan kafir..??.
TANDA BAIK KEIMANAN
SESEORANG
قاَلَ الحَسَنُ
البَصْرِي قَدَّسَ اللهُ سِرَّهُ ؛ وَدَدْتُ لَوْ كاَنَ ليِ مِثْلَ جَبَلِ أُحُدٍ ذَهَباً
َلأَنْفَقْتُهُ عَلَى قِرَاءَةِ مَوْلِدِ الرَّسُوْلِ , قاَلَ الجُنَيْدِي البَغْدَادِيْ
رَحِمَهُ اللهُ مَنْ حَضَرَ مَوْلِدَ الرَّسُوْلِ وَعَظَّمَ قَدْرَهُ فَقَدْ فاَزَ
بِالإِيْماَنِ
Berkata Syekh Al-Hasan
Al-Bashri Semoga Allah mensucikan rahasainya : Saya senang apabila saya punya
emas sebesar gunung uhud pasti saya infaqkan untuk peringatan dan pembacaan
Maulid Rasul SAW. Berkata Syekh Al-Junedi Al-Baghdadi semoga Allah mengasihinya
: Barangsiapa menghadiri peringatan Maulid Rasul SAW serta mengagungkan derajat
Rasul SAW maka sungguh ia sangat bahagia mendapatkan keimanan.
MASUK SORGA BERSAMA PARA
NABI
قاَلَ مَعْرُوْفْ
الكُرْخِي قَدَّسَ اللهُ سِرَّهُ مَنْ هَيَّأَ ِلأَجْلِ قِرَاءَةِ مَوْلِدِ الرَّسُوْلِ
طَعاَماً وَجَمَّعَ إِخْوَاناً وَأَوْقَدَ سِرَاجاً وَلَبِسَ جَدِيْدًا وَتَعَطَّرَ
وَتَجَمَّلَ تَعْظِيْماً لِمَوْلِدِهِ حَشَرَهُ اللهُ تَعاَلىَ يَوْمَ القِياَمَةِ
مَعَ الفِرْقَةِ الأَوْلىَ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَكاَنَ فيِ أَعْلَى عِلِيِّيْنِ
Berkata Syekh Ma’ruf
Al-Kurhi Semoga Allah mensucikan rahasainya : Barangsiapa untuk peringatan
Maulid Rasul, mennyiapkan maknan mengundang teman dan sahabat, menyalakan
lampu, memakai pakaian baru, memakai minyak wangi, berdandan untuk mengagungkan
kelahiran Nabi SAW maka ia akan dikumpulkan Allah SWT di hari qiyamah bersama
golongan pertama masuk sorga, yaitu para Nabi dan masuk sorga yang tinggi yaitu
sorga Iliyyin
وَقاَلَ الإِماَمُ
الياَفِعِيْ اليَمَنِىْ مَنْ جَمَّعَ لِمَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِخْوَاناً وَهَيَّأَ طَعَاماً وَأَخْلَى مَكاَناً وَعَمِلَ إِحْساَناً وَصاَرَ
سَبَباً لِقِرَاءَةِ مَوْلِدِ الرَّسُوْلِ بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ القِياَمَةِ مَعَ
الصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصّاَلِحِيْنَ وَيَكُوْنُ فيِ جَنّاَتِ النَّعِيْمٍ
Berkata Al-Imam
Al-Yafei’i Al-Yamani : Barangsiapa mengumpulkan teman dan sahabat untuk
peringatan Maulid Nabi SAW menyiapkan makanan, menghiasi tempatnya, melakukan
kebaikan sehingga ia menjadi penyebab dibacakannya Maulid Rasul maka Allah
membangkitkannya di hari Qiyamah bersama Siddiqin (para Nabi Allah), Syuhada
(para Wali Allah), Solihin (orang-orang Soleh) dan mereka semua akan tinggal bersama
di sorga Na’im.
TANDA CINTA KEPADA NABI
SAW
وَقاَلَ السِّرِي
السَّقَطِي مَنْ قَصَدَ مَوْضِعاً يَقْرَأُ فِيْهِ مَوْلِدُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ قَصَدَ رَوْضَةً مِنْ رِياَضِ الجَنَّةِ ِلأَنَّهُ ماَ قَصَدَ
ذَلِكَ المَوْضِعَ إِلاَّ لِمَحَبَّةِ الرَّسُوْلِ , وَقَدْ قاَلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
مَنْ أَحَبَّنِيْ كاَنَ مَعِيْ فيِ الجَنَّةِ
Berkata Syekh As-Sirri
As-Saqotiy : Barangsiapa bermaksud menghadiri tempat Maulid Nabi SAW maka
sungguh ia menghadiri taman diantara taman sorga, karena tidak semata-mata
menghadiri maulid melainkan ada rasa cinta dan mengagungkan baginda Nabi SAW.
Sebagaimana Nabi SAW bersabda : Barangsiapa cinta kepada aku maka ia akan
bersama aku di sorga. Allah
Mengetahui segalanya…
Pustaka
: Kitab I’anathu-Thalibin, Syekh Abu Bakar ibnu As-Sayyid Muhammad Syatho
Ad-Dimyaity (Juz 3 hal.363-366)
Subscribe to:
Posts (Atom)