بسم الله الرحمن الرحيم
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى - رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Gerak kebaikan dari setiap sendi tulang dari kalian ialah sedekah, setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah, setiap takbir sedekah, amar makruf sedekah, nahi munkar sedekah, dan dari semua itu cukup dilakukan dengan melaksanakan dua raka’at shalat dluha. HR Muslim
مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ - رَوَاهُ أَحْمَدُ
Gerak dari setiap sendi tulang dari kalian ialah sedekah, setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah, setiap takbir sedekah, amar makruf sedekah, nahi munkar sedekah, dan dari semua itu cukup dilakukan dengan melaksanakan dua raka’at shalat dluha. HR Ahmad
Shalat Dluha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu Matahari sedang naik, yaitu pukul tujuh sampai masuk waktu Dzuhur. Sekurang-kurangnya dua raka’at, boleh empat raka’at, enam raka’at, atau paling tinggi delapan raka’at. Bacaan surat setiap dua raka’at dalam shalat Dluha, pada raka’at pertama setelah Fatihah boleh Asy-Syamsi dan raka’at kedua Ad-Dhuha, atau raka'at pertama Al-Kafirun dan raka'at kedua Al-Ikhlas.
Niat shalat Dluha 2 raka’at ;
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ أَداَءً ِللهِ تَعاَلىَ
“Saya niat shalat sunnah dluha dua raka’at menghadap kiblat, tunai karena Allah”
Apabila melakukan shalat sunnah Dluha lebih dari dua raka’at, hendaknya setiap dua raka’at dengan satu salam, atau empat raka’at dengan satu salam. Ketika dilakukan 4 raka’at 1 salam redaksi niat rok’ataen (2 raka’at) diganti dengan arba’a-roka’atin (4 raka’at).
Do’a Shalat Dluha
أَللَّـهُمَّ إِنَّ الضُّحاَءَ ضُحاَءُكَ وَالبَهاَءَ بَهاَءُكَ وَالجَماَلَ جَماَلُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ , أَللَّـهُمَّ إِنْ كأَنَ رِزْقىِ فىِ السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كاَنَ فىِ الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كاَنَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كاَنَ حَرَاماً فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كاَنَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحاَءِكَ وَبَهاَءِكَ وَجَماَلِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِى مَآأَتَيْتَ عِباَدِكَ الصَّالِحِيْنَ , بِرَحْمَتِكَ ياَأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ؛
Artinya :
“Ya Allah sesungguhnya waktu dluha itu adalah waktu dluha-Mu, keagungan itu adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu, Ya Allah jika rezekiku masih di atas langit maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka halalkanlah, jika masih jauh maka dekatkanlah, berkat waktu dluha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, kekuasaan-Mu, karuniakan kepada kami segala sesuatu yang telah Engkau karuniakan kepada hamba-hamba-Mu yang soleh, dengan segala rahmat-Mu wahai yang paling pengasih diantara yang pengasih, amien”.
Allah Mengetahui segalanya.
Assalaamu'alaikum.
ReplyDeleteUstad, saya Asep Taufikulloh dari Cilegon-Banten.
Sering membaca dan meng-copy tulisan Ustad.
Jazaakumullooh, mudah-mudahan menjadi Ilmu yang bermanfaat buat saya dan menjadi TAMBAHAN Pahala yang tiada putus bagi Ustad.
Arti hadits yang kedua mungkin salah cetak (Man haafadlo .....)
مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ
ReplyDeleteartinya :
Barangsiapa memelihara shalat dluha maka dia diampunkan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih lautan....
benar akhi kami ada kesalahan, semoga maklum adanya...