بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَمِنَ الأَحَادِيْثِ قَوْلُهُ
عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ ؛ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِي فِيْهَا عِلْمًا
سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلىَ الجَنَّةِ وَإِنَّ المَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا
لِطَالِبِ العِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ ...الحَدِيْثَ. قاَلَ مُعَاذْ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ ؛ تَعَلَّمُوْا العِلْمَ فَإِنَّ تَعْلِيْمَهُ حَسَنَةٌ وَطَلَبَهٌ عِبَادَةٌ
وَمٌذَكَرَاتَهٌ تَسْبِيْحٌ وَالبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ وَبَذْلَهُ صَدَقَةٌ , وَعَنْ
أَبىِ الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ ؛ النَّاسُ رَجُلاَنِ عَالِمٌ وَمٌتَعَلِمٌ
وَلاَ خَيْرَ فِيْمَا سِوَى ذَلِكَ
Diantara
hadits tentang keutamaan ilmu agama Islam ialah sabda Nabi SAW ; “Barangsiapa
menelusuri jalan untuk menuntut ilmu agama Islam maka Allah mudahkan jalan
menuju sorga, sesungguhnya para malaikat akan merendahkan sayapnya untuk
berjalan bagi seorang menuntut ilmu agama Islam, karena restu pada apa yang
dilakukan penuntut ilmu….” Bacalah
hadits lengkapnya..(HR.Bukhori-Muslim) Al-Imam Mu’adz ra berkata ;
Pelajarilah ilmu agama Islam, karena belajarnya itu mendapat pahala kebaikan,
mencarinya bernilai pahala ibadah, diskusinya bernilai pahala tasbih,
menjelaskan atau menguraikannya bernilai pahala jihad, menyampaikanya kepada
yang lain bernilai sedekah. Dari Abu Darda ra beliau berkata ; Manusia itu ada
dua macam, yaitu manusia yang mengajar agama Islam dan manusia yang belajar
agama Islam, selain keduanya tidak ada nilai baik sedikitpun.
وَيُقَالُ ؛ مَنْ ذَهَبَ
إِلىَ عَالِمٍ وَجَلَسَ عِنْدَهُ وَلَمْ يَقْدِرُ عَلَى حِفْظِ شَيْءٍ مِمَّا قَالَهُ
أَعْطَاهُ اللهُ سَبْعَ كَرَامَاتٍ : أَوَّلٌهَا يَنَالُ فَضْلَ المٌتَعَلِّمِيْنَ
, وَثاَنِيْهَا مَا دَامَ عِنْدَهُ جَالِسًا كَانَ مَحْبُوْسًا عَنِ الذُّنُوْبِ وَالخَطَاياَ
, وَثاَلِثُهَا إِذَا خَرَجَ مِنْ مَنْزِلِهِ نَزَلَتْ عَلَيْهِ الرَّحْمَةُ , وَرَابِعُهَا
إِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ نَزَلَتْ الرَّحْمَةُ عَلَى العَالِمِ فَتُصِيْبَهُ بِبَرْكَتِهِ
, وَخَامِسُهَا تُكْتَبُ لَهُ الحَسَناَتُ مَادَامَ مُسْتَمِعًا , وَسَادِسُهَا تَحُفُّهُمُ
المَلاَئِكَةُ بِأَجْنَحِتِهِمْ وَهُوَ فِيْهِمْ , وَسَابِعُهَا كُلُّ قَدَمٍ يَرْفَعُهَا
وَيَضَعُهَا تَكُوْنُ كَفَّارَةً لِلذُّنُوْبِ وَرَفْعًا لِلدَّرَجَاتِ وَزِيَادَةً
فىِ الحَسَنَاتِ , هَذَا لِمَنْ لَمْ يَحْفَظْ شَيْئًا وَأَمَّا الَّذِي يَحْفَظُ فَلَهُ
أَضْعَافُ ذَلِكَ مُضَاعَفَةً
Dikatakan
; Barangsiapa berjalan menuju orang alim dan duduk menuntut ilmu bersamanya
namun tidak mampu memahami ilmu agama yang disampaikan orang alim tersebut maka
Allah memberikan tujuh macam kemuliaan. Pertama, ia mendapatkan pahala orang
yang menuntut ilmu agama Islam. Kedua, selama ia duduk bersama orang alim maka
ia akan terjaga dari perbuatan dosa dan kehilafan. Ketiga, apabila ia keluar
rumah untuk menuntut ilmu maka bersamaan itu turun kepadanya kasih sayang
Allah. Keempat, apabila ia duduk bersama orang alim maka diturunkan kasih
sayang Allah kepada orang alim tersebut dan ia pun akan mendapatkan
keberkahannya. Kelima, akan di catat baginya banyak kebaikan semala ia
mendengar pembahasan orang alim tersebut. Keenam, kumpulan menuntut ilmu akan
di kelilingi dengan sayap-sayap para malaikat, dan ia akan berada di dalamnya. Ketujuh,
setiap satu langkah telapak kaki yang ia ayunkan ialah akan menjadi penghapus
dosa-dosa, dari satu langkah itu pula meningkat banyak kehormatan, bahkan dari
satu langkah itu pula ditambahkan banyak kebaikan. semua ketujuh macam ini
ialah akan diberikan kepada orang yang sedikitpun tidak mampu memahami apa yang
disampaikan orang alim. Adapun mereka yang bisa memahami apa yang disampaikan
maka ia akan mendapatkan pahala berlipat-lipat tak terhingga dari ketujuh macam
kemuliaan tadi.
وَعَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ ؛ إِنَّ الرَّجُلَ لِيَخْرُجَ مِنْ مَنْزِلِهِ وَعَلَيْهِ مِنَ
الذُّنُوْبِ مِثْلَ جِبَالِ تُهَامَةِ , فَإِذَا سَمِعَ العِلْمَ خَافَ اللهَ وَاسْتَرْجَعَ
مِنْ ذُنُوْبِهِ فَيَنْصَرِفُ إِلىَ مَنْزِلِهِ وَلَيْسَ عَلَيْهِ ذَنْبٌ ، فَلاَ تَفَارَقُوْا
مَجَالِسَ العُلَمَاءِ فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَخْلُقُ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَكْرَمُ
مِنْ مَجْلِسِهِمْ
Dari
Umar ra, sesunggunya beliau berkata ; Sungguh seorang keluar rumah dalam
keadaan memikul dosa seberat gunung Tuhamah, apabila ia mendengar ilmu agama
Islam lalu merasa takut kepada Allah, kemudian bertaubat dan menyesalinya maka
ia pulang ke rumah menjadi hampa tanda dosa sedikitpun. Oleh karenanya jangan
kalian menjauhi majelis pengajian para Ulama, karena Allah SWT tidak pernah
menciptakan sesuatu di muka bumi yang paling mulia selain majelis pengajian
para Ulama.
قاَلَ بَعْضُهُمْ ؛ وَلَوْ
لَمْ يَكُنْ لِحُضُوْرِ مَجْلِسِ العِلْمِ مَنْفَعَةٌ سِوَى النَّظْرِ إِلىَ وَجْهِ
العَالِمِ لَكَانَ الوَاجِبُ عَلَى العَاقِلِ أَنْ يَرْغَبَ فِيْهِ ، فَكَيْفَ وَقَدْ
أَقاَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ العُلَمَاءَ مَقَامَ نَفْسِهِ
فَقَالَ مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا زَارَنِى وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا
صَافَحَنِى وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا جَالَسَنِى وَمَنْ جَالَسَنِى فىِ
الدُّنْياَ أَجْلَسَهُ اللهُ تَعَالىَ مَعِى يَوْمَ القِيَامَةِ فىِ الجَنَّةِ
Sebagian
Ulama berkata ; Apabila hadir di majelis ilmu tidak akan berguna melainkan
hanya bisa menatap muka orang alim saja, maka seorang berakal cerdas wajib
menyukai hadir di majelis ilmu itu. Bagaimana tidak suka? Baginda Nabi SAW
menempatkan para ulama sejajar dengan diri beliau yang mulia, beliau berkata “Barangsiapa
berkunjung kepada orang alim maka ia seolah berkunjung kepadaku, barangsiapa
berjabat tangan dengan orang alim maka ia seolah berjabat tangan dengan aku,
barangsiapa duduk berkumpul bersama orang alim maka ia seolah duduk berkumpul
bersama aku, barangsiapa duduk berkumpul bersama aku di dunia maka Allah akan
mengumpulkan ia bersamaku juga kelak hari qiyamah di sorga”.
Allah
Mengetahui Segalanya…
Pustaka
: I’anathuth-Thalibin Syekh Muhammad Syatho’
No comments:
Post a Comment
SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK