بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
عَشْرٌ مِنَ الفِطْرَةِ ؛ قَصُّ الشَّارِبِ وَإعْفَاءُ اللِّحْيَةِ
وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ المَاءِ
وَقَصُّ الأَظْفَارِ وَغَسْلُ البَرَاجِمِ وَنَتْفُ الإبِطِ وَحَلْقُ
العَانَةِ وَانْتِقَاصُ المَاءِ
قاَلَ الرَّاوِى : وَنَسِيْتُ العَاشِرَةَ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ
المَضْمَضَةَ
Sepuluh
macam termasuk bagian kebersihan ; Mencukur kumis, Membiarkan tumbuh Jenggot,
Bersiwak,
Istinsyaq Menghirup air ke hidung, Menggunting kuku, Mencuci persendian
jari-jari Tangan, Mencabut
bulu ketiak, Mencukur bulu kelamin, dan Istrinja membersihkan diri dari buang hajat. Perowi
menyebutkan : Aku lupa yang ke-10 tiada lain adalah Berkumur. (HR. Muslim)
(وَ)
يُسْتَحَبُ (أَنْ يُدَهِنَ غِباً) أَيْ وَقْتاً بَعْدَ وَقْتٍ، أَيْ عِنْدَ الحاَجَةِ
(وَ) أَنْ (يَكْتَحِلَ) وَأَنْ يَكُوْنَ بِالإِثْمَدِ وَ(وِتْراً) ثَلاَثَةٌ فيِ اليُمْنَى
وَثَلاَثَةٌ فيِ اليُسْرَىْ (وَ) أَنْ (يَقُصَّ الشَّارِبَ) حَتَّى تَبَيَّنَ حَمْرَةُ
الشَّفَةِ بَياَناً ظَاهِراً وَلاَ يَزِيْدُ عَلَى ذَلِكَ
Disunnahkan sesekali untuk memakai
minyak rambut, ketika memang diperlukan. Disunnahkan ikhtihal artinya memakai
celak mata dan hendaknya dengan itsmad (batu celak mata), dengan cara hitungan
ganjil yaitu mengusapkan mata kanan tiga kali dan mata kiri tiga kali. Disunnahkan
mencukur kumis sampai nampak jelas warna merah bibir, dan jangan lebih dari
itu. Lebih dari itu makruh karena menyalahi sunnah.
(وَ)
أَنْ (يُقَلِّمَ الظَّفْرَ) وَالأَفْضَلُ يَوْمَ الخَمِيْسِ أَوْ الإِثْنَيْنِ أَوْ
بُكْرَةَ الجُمْعَةِ , وَأَنْ يَبْدَأَ بِسَباَبَةِ اليُمْنَى فَالوُسْطَى فَالبِنْصِرِ
فَالخِنْصِرِ فَالإِبْهَامِ ، ثُمَّ بِخِنْصِرِ اليُسْرَى إِلىَ إِبْهَامِهَا ، وَفيِ
الرِّجْلَيْنِ مِنْ خِنْصِرِ اليُمْنَى إِلىَ خِنْصِرِ اليُسْرَى (وَ) أَنْ (يَنْتِفَ
الإِبْطَ) إِنْ قَدَرَ، وَإِلاَّ فَلْيُحْلِقَهُ , وَيَحْصُلُ أَصْلُ السُّنَّةِ بِحَلْقِهِ
وَإِنْ قَدَرَ عَلَى نَتْفِهِ
Disunnahkan menggunting kuku, paling
utama pada hari kamis, senin atau jum’at pagi. Caranya mulai menggunting kuku
telunjuk tangan kanan, jari tengah, jari manis, kelingking dan terakhir jempol
tangan kanan. Kemudian kelingking tangan kiri, jari manis, jari tengah,
telunjuk dan terkahir jempol tangan kiri. Sementara menggunting kuku kedua
kaki, mulai dari kelingking kaki kanan terus lurus sampai kelingking kaki kiri.
Disunnahkan mencabut bulu ketiak, itupun apabila mungkin bisa. Namun apabila
tidak bisa maka sunnah mencukurnya. Nilai asal sunnah akan tetap didapatkan
dengan mencukur sekalipun bisa mencabutnya.
(وَ)
أَنْ (يُزِيْلَ شَعْرَ العَانَةِ) وَالأَفْضَلُ لِلذَّكَرِ حَلْقُهُ وَلِغَيْرِهِ نَتْفُهُ
, وَيُكْرَهُ تَأْخِيْرُ الدَّهَنِ وَمَا بَعْدَهُ إِلىَ هُناَ عَنْ وَقْتِ الحَاجَةِ
، وَعَنْ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً أَشَدُّ كَرَاهَةً , وَأَنْ يَفْرُقَ شَعْرَ رَأْسِهِ
، وَيُرْجِلَهُ (وَيَسْرَحُ اللِّحْيَةَ , وَيَخْضُبُ الشَّيْبَ بِحَمْرَةٍ أَوْ صَفْرَةٍ)
لِلاِتِّباَعِ ، وَيَحْرُمُ بِالسِّوَادِ وَلَوْ ِلاِمْرَأَةٍ ، عَلَى خِلاَفٍ فِيْهَا
Disunnahkan menghilangkan bulu
kelamin, bagi kaum lelaki paling utama di cukur, selain lelaki paling utama di
cabut. Dimakruhkan menunda meminyaki rambut, menunda memakai celak mata, menunda
cukur kumis, menunda gunting kuku, menunda cabut bulu ketiak dan menunda
menghilangkan bulu kelamin, sampai melewati batasa waktu diperlukan. Menunda
sampi lebih dari 40 hari adalah makruh sangat (sangat dibenci Allah).
Disunnahkan menyisir rapi rambut kepala, mengurai ke arah belakang. Disunnahkan
menyisir rapi jenggot. Disunnahkan khodlab mewarnai uban dengan warna merah
atau kuning, karena mengikuti jejak Nabi SAW. Diharamkan mewarnai uban dengan
warna hitam, sekalipun bagi perempuan, manakala ada perbedaan pendapat.
(وَ)
أَنْ تَخْضُبَ (المُزَوِّجَةُ يَدَيْهَا وَرِجْلَيْهَا بِالحَناَءِ) إِنْ كاَنَ حَلِيْلُهاَ
يُحِبُّهُ ، وَأَنْ تَبْدَأَ فيِ كُلِّ ذَلِكَ بِاليُمْنَى، أَمَّا غَيْرُهَا فَلاَ
يُسَنُّ لَهَا ذَلِكَ ، بَلْ يَحْرُمُ عَلَيْهَا الخَضَبُ بِسِوَادٍ ، وَتَطْرِيْفُ
الأَصَابِعِ , وَتَحْمِيْرُ الوَجْنَةِ وَالنَّقْشِ إِنْ كَانَتْ غَيْرَ مُفْتَرِشَةٍ
أَوْ لَمْ يَأْذَنْ لَهَا حَلِيْلُهَا ، وَكَذَا يَحْرُمُ عَلَيْهَا وَصْلُ شَعْرِهَا
بِنَجْسٍ أَوْ شَعْرِ آَدَمِيٍّ مُطْلَقاً ، وَبِطَاهِرٍ إِنْ لَمْ تَكُنْ فِرَاشاً
، أَوْ لَمْ يَأْذَنْ لَهَا ، وَالوَشَرُ وُهَوَ تَحْدِيْدُ أَطْرَافِ الأَسْناَنِ
وَتَفْرِيْقُهَا ، كَالوَصَلِ بَطَاهِرٍ غَيْرِ شَعْرِ آَدَمِيٍّ
Disunnahkan bagi perempuan yang
punya suami agar memperindah kedua tangan dan kedua kaki dengan hena (pacar
tangan) dengan melukisnya, itupun dengan syarat apabila suami menyukainya.
Caranya dimulai sebelah kanan, setiap kali melukis tangan dan kaki dengan hena.
Adapun selain dengan hena adalah tidak disunnahkan, bahkan hal tersebut diharamkan
dengan warna hitam, juga diharamkan menajamkan kuku, merona pipi agar nampak merah,
itupun apabila tidak bersifat menutupi seperti cat kayu, dan apabila tidak ada izin
suami. Demikian juga diharamkan menyambung rambut dengan rambut najis atau
dengan rambut manusia, baik dari yang hidup atau yang sudah mati. Juga
diharamkan menyambung rambut dengan rambut yang suci, itupun apabila tidak
bersifat menutupi dan atau tidak ada izin suami. Juga diharamkan meruncingkan
ujung gigi serta merenggangkannya, sama halnya dengan menyambungkan rambut
kepala dengan rambut suci selain rambut manusia.
(وَيُكْرَهُ
القَزْعُ) وَهُوَ حَلْقُ بَعْضِ الرَّأْسِ مِنْ مَوْضِعٍ وَاحِدٍ أَوْ مُتَفَرِّقٍ
, وَالكَرَاهَةُ فيِ الصَّغِيْرِ عَلَى وَلِيِّهِ وَلاَ بَأْسَ بِحَلْقِهِ لِمَنْ لَمْ
يَخِفَّ تَعَهُّدُهُ عَلَيْهِ وَلاَ يُسَنُّ إِلاَّ فيِ نُسُكٍ لِذَكَرٍ ، وَلِمَنْ
خَشِيَ مِنْ تَرْكِهِ مَشَقَةً وَفيِ المَوْلُوْدِ وَالكَافِرِ إِذَا أَسْلَمَ ، وَلاَ
بِتَرْكِهِ لِمَنْ يَخِفُّ تَعَهُدُهُ عَلَيْهِ
Dimakruhkan Qaza’ yaitu mencukur
sebagian kepala pada satu bagian atau terpisah. Makruh pada anak kecil ialah
kepada orang tua walinya. Tidaklah mengapa (boleh) mencukur rambut sebagian itu
khusus bagi orang yang dihadapkan pada akibat yang tidak ringan karenanya.
Mencukur seperti itu tidak disunnahkan melankan pada saat ibadah haji bagi kaum
lelaki, serta bagi orang yang khawatir mengalami beban susah apabila tidak
mencukurnya. Hukum mencukur sebagian rambut ini termasuk juga untuk anak-anak
dan non muslim yang masuk Islam. Namun tidak disunnahkan untuk tidak mencukur,
bagi orang yang dihadapkan pada akibat ringan karenanya.
(وَنَتْفُ
الشَّيْبِ) ِلأَنَّهُ نُوْرٌ، بَلْ قاَلَ فيَ المَجْمُوْعِ (وَلَوْ قِيْلَ بِتَحْرِيْمِهِ
لَمْ يَبْعُدْ) وَنَصَّ عَلَيْهِ فيِ الأُمْ (وَنَتْفُ اللِّحْيَةِ) إِيْثَارٌ لِلْمَرُوْدَةِ،
وَتَبْيَضُهَا بِالكِبْرِيْتْ اِسْتِعْجَالاً لِلشَّيْخُوْخَةِ وَتَصْفِيْفُهَا طاَقَةَ
فَوْقَ طاَقَةٍ تَحْسِيْناً، وَالزِّياَدَةُ فِيْهَا وَالنَّقْصُ مِنْهَا ِللأَمْرِ
فيِ الصَّحِيْحَيْنِ بـِ (تَوْفِيْرِ اللَّحْىِ وَتَرْكِهَا شِعَثَةً) إِظْهَاراً لِقِلَّةِ
المُباَلاَةِ، وَلاَ بَأْسَ بِتَرْكِ السَّبِالَيْنِ
Dimakruhkan mencabut uban, karena
uban adalah cahaya. Bahkan dalam kitab Al-Majmu’ tertuang, apabila disebutkan
haram maka tidak bicara menjauh. Demikian sudah dinash (ditentukan) Imam
Syafe’i dalam kitab Al-Umm. Dimakruhkan mencabut jenggot, karena ada unsur
memilih menolak berjenggot. Makruh memutihkan jenggot dengan belerang, dengan
tujuan agar nampak lebih tua. Makruh mengepang jenggot motif style, termasuk
menambah dan mengurangi jenggot, karena ada perintah dalam hadits soheh
bukhori-Muslim untuk memuliakan jenggot dengan membiarkannya tumbuh. karena
hadits ini menjelaskan kurang pedulinya terhadap persoalan jenggot.
Diperbolehkan membiarkan cambang tumbuh panjang sampai ke bawah..
(وَ)
يُكْرَهُ بِلاَ عُذْرٍ (المَشيُ فيِ نَعْلٍ وَاحِدٍ) لِصِحَّةِ النَّهْيِ عَنْهُ ِلأَنَّهُ
يَخْتَلُ بِهِ المَشْيَ , وَكَالنَّعْلِ الخُفُّ وَنَحْوُهُ (وَالاِنْتِعاَلُ) بِمَا
يُخْشَى مِنْهُ السُّقُوْطُ حَالَ كَوْنِهِ (قَائِماً) أَمَّا المَدَاسُ المَعْرُوْفَةُ
الآَنَ فَلاَ يُكْرَهُ فِيْهَا الاِنْتِعَالُ قَائِماً لِعَدَمِ خَوْفِ السُّقُوْطِ
مِنْهَا ، وَيُسَنُّ خَلْعُهُمَا إِذَا جَلَسَ ، وَيَجْعَلُهُمَا خَلْفَهُ أَوْ بِجَنْبِهِ
الأَيْسَرِ إِنْ لَمْ يَكُنْ يَسَارَهُ أَوْ وَرَاءَهُ أَحَدٌ ، وَإِلاَّ تَعَيَّنَ
بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَوْ تَحْتَهُ
Dimakruhkan
jika tidak udzur, berjalan kaki dengan memakai satu sandal. Karena benar adanya
larangan seperti itu, seperti disebabkan akan menimbulkan tidak baik (cacat)
saat berjalan kaki. Sama halnya dengan sandal adalah sepatu, selop dan yang
lainnya. Juga dimakruhkan memakai sandal yang saat memakainya dikhawatirkan
terjatuh pada saat berdiri. Adapun memakai bakiak yang kita kenal saat ini, ia
tidak makruh berdiri memakainya, karena tidak khawatir akan jatuh. Disunnahkan
melepas kedua sandal apabila sudah posisi duduk, kemudian meletakkan sandal itu
di belakang atau di samping kiri, itupun apabila di samping kiri atau di
belakang itu tidak ada orang. Apabila ada aorang, maka letakkan sandal diantara
kedua kaki atau di bawah-nya
والله
أعلم بالصواب
Allah
Mengetahui Segalanya
Pustaka : Fiqi Imam Syafe’i -
Busyrol-Karim Syarah Masail Ta’lim, Syekh Said bin Muhammad Ba’syan
No comments:
Post a Comment
SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK