Tuesday, May 28, 2013

RENUNGAN MARTABAK

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
مَنْ أَكَلَ الحَلاَلَ أَطاَعَتْ جَوَارِحُهُ شَاءَ أَمْ أَبَى وَمَنْ أَكَلَ الحَراَمَ عَصَتْ جَوَارِحُهُ شَاءَ أَمْ أَبَى

==================
Barangsiapa menyantap makanan dari yang halal maka semua anggota tubuhnya akan taat dan patuh untuk melakukan amal ibadah dan kebaikan, sadar atau tidak. Dan barangsiapa menyantap makanan dari yang haram maka semua anggota tubuhnya akan mudah cenderung ke arah durhaka, gemar untuk berbuat maksiat dan dosa, sadar atau tidak. (Hadits marfu’)

Pustaka : Ad-Da’watut Tammah, Al-‘Arif Al-Habib Abdullah Al-Hadadd

Saudaraku yang dirahmati Allah, jangan pernah menyantap makanan dari yang haram. Karena akibatnya jelas, perbuatan kita akan cenderung banyak melakukan maksiat dan dosa, yang pada akhirnya merana dan menyesal di alam baqa. Nah, kalau sudah demikian maka coba kita periksa dulu, apakah memang makanan yang akan kita santap itu sudah dari yang halal atau jelas dari yang haram? Mari kita cek ulang di sini, soal halal atau haram makanan yang akan kita konsumsi..!!!

Saya kasih contoh : Apabila di hadapan saudara ada sepotong martabak, sebelum saudara melahapnya, boleh saudara periksa dulu..!! Apakah martabak itu boleh beli dari uang sendiri? Atau ada orang yang ngasih? Kalau memang ada orang yang ngasih, oke-lah kita tidak perlu menanyakan kepada orang yang ngasih itu, martabaknya dapet dari mana dan bagaimana transaksinya? Atau kalau ia boleh beli, uangnya dapat darimana? Dari kerja halal atau kerja haram? Martabak dari ngasih, gak perlu interogasi kesana.

Nah, kalau martabak itu boleh beli dari uang saudara sendiri. Maka darimana kau dapatkan uang itu? Apakah dari kerja halal atau kerja haram? Apakah mendapatkannya dengan transaksi Islami atau bukan dengan transaksi Islami? Apakah saudara tahu, kerja seperti apa yang diharamkan dan kerja seperti apa yang dihalalkan? Transaksi seperti apa yang diharamkan dan transaksi seperti apa yang dihalakan? Transaksi mana yang sah dan transaksi mana tidak sah?

Apabila soal martabak yang halal itu kita renungkan sampai kesana. Hemat saya, bisa jadi banyak diantara kita yang BATAL untuk makan martabak, padahal martabak spesial, pake keju dan susu, campur ketan item lagi,… hehehe

By Kang Dae

MENGANGKAT TANGAN DAN MENGUSAP MUKA DI SHALAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
باب في رفع اليدين عند الدعاء ومسح الوجه بهما بعده
BAB MENGANGKAT TANGAN SAAT BERDO’A DAN
MENGUSAP MUKA DENGAN DUA TANGAN SETELAH BERDO’A

عن عمر بن الخطاب قال : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فيِ الدُّعَاءِ لَمْ يُحِطْهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
======
Hadits ini diterima dari umar bin Al-Khotob, beliau berkata ; Adalah Baginda Nabi SAW apabila mengangkat kedua tangan dalam berdo’a beliau tidak langsung menurunkan kedua tangan (setelah berdo’a) melainkan mengusap muka dengan kedua belah tangannya. (HR. Turmudzi)

قال محمد بن المثنى في حديثه : لم يردهما حتى يمسح بهما وجهه ، قال أبو عيسى : هذا حديث صحيح غريب
====
Muhammad bin Al-matsani berkata dalam kitab haditsnya : “Nabi tidak menurunkan kedua tangan melainkan mengusap dulumuka dengan kedua tangannya. Al-Imam Abu Isa berkata :  ini hadits soheh namun asing.

Redaksi hadits ini ialah dalil dianjurkan mengusap muka setelah berdo’a. Dan kemudian karena pengertian shalat itu sendiri dari sisi etimologi ialah berdo’a, maka setelah shalat pun ada beberapa ulama yang memberlakukan mengusap muka.

Hikmah mengusap muka dengan kedua tangan ialah Tabaruk (mengharap berkah) dan tanbih (peringatan) bahwa semuanya dikembalikan kepada hakikat yang memadukan antara ruh dan badan. Banyak hal yang tidak diketahui dalam do’a, baik keinginnan Allah di zaman sebelum penciptaan makhluq ataupun setelahnya. Karena semua akan binasa kecuali Allah sendiri yang maha kekal. Sebagaimana firman Allah “Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (QS. Al-Qoshosh 88)

Diantaranya referensi sunnah mengusap muka setelah berdo’a dan hikmahnya, ialah :

كان إذا دعا فرفع يديه حال الدعاء مسح وجهه بيديه عند فراغه تفاؤلا وتيمنا أن كفيه ملئتا خيرا فأفاض منه على وجهه فيتأكد ذلك للداعي ، ذكره الحليمي ، وقال القونوي : سره أن الإنسان في دعائه ربه متوجه إليه بظاهره وباطنه ولهذا يشترط حضور القلب في الدعاء كما قال المصطفى صلى الله عليه وسلم إن الله لا يقبل دعاءا من قلب غافل لاه ، إذا علمته فاعرف أن يده الواحدة تترجم عن توجه الداعي من حيث ظاهره واليد الأخرى تترجم عن توجهه بباطنه واللسان يترجم عن جملته ومسح الوجه هو التبرك والتنبيه على الرجوع إلى الحقيقة الجامعة بين الروح والبدن وهو كناية عن غيبة النائب في علم الحق أزلا وأبدا فإن وجه الشئ حقيقته وهذا الوجه مظهر تلك الحقيقة وإن كشف لك عن سر قوله تعالى * (كل شئ هالك إلا وجهه) * استشرفت على سر آخر أغرب من هذا يتعذر إفشاؤه إلا لأهله اهـ
========
(Maaf redaksi yang ini belum sempat kami terjemahkan, namun maknanya sudah terungkap diatas. Hehehe.. Terima kasih)


Pustaka :
-  Al-Ahkam Asy-Syar’iyyah - Syekh Abu Muhammad Abdul Haq, juz 3, hal.553
-  Faedul QodirSyarah Jami’ Shogir – Syekh Al-manawiy, juz 5 hal. 169


Saturday, May 18, 2013

SANKSI SIKSA KARENA MEMBUKA AURAT


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ وَلاَ يَجِدَنَّ رِيْحَهَا وَرِيْحُهَا يُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ خَمْسَمِائَةِ سَنَةٍ
Wanita yang berpakaian namun seolah telanjang, menyimpang dari kepatuhan, bersolek yang berlebihan di hadapan bukan muhrim maka ia tidak akan masuk sorga, tidak menemukan wangi sorga, sedang wangi sorga akan tercium dari jarak 500 tahun  (HR.Ibnu Malik dari Muslim)

وَقَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَ فَاطِمَةُ، فَوَجَدْنَاهُ يَبْكِى بُكَاءً شَدِيْدًا، فَقُلْتُ له صلى الله عليه وسلم فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الذِيْ أَبْكَاكَ ؟ قَالَ صلى الله عليه وسلم يَا عَلِيُّ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ إِلىَ السّمَاءِ رَأَيْتُ نِسَاءً مِنْ أُمَّتِيْ يُعَذَّبْنَ فِيْ النَارِ، فَبَكَيْتُ لَمَّا رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ عَذَابِهِنَّ رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِشَعْرِهَا يَغْلِي دِمَاغُهَا وَرَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِلِسَانِهَا وَالحَمِيْمُ يُصَبُّ فِيْ حَلقِهَا، وَرَأَيْتُ امْرَأَةً قَدْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلَى ثَدْيَيْهَا وَيَدَاهَا إِلىَ نَاصِيَتِهَا وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الحَيَّاتِ وَالعَقَارِبِ، وَرَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِثَدْيَيْهَا، وَرَأَيْتُ امْرَأَةً رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ وَبَدَنُهَا بَدَنُ حِمَارٍ وَعَلَيْهَا أَلْفُ أَلْفٍ مِنَ العَذَابِ، وَرَأَيْتُ امْرَأَةً عَلَى صُوْرَةِ الكَلْبِ، وَالنَّارُ تَدْخُلُ مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، وَالمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُوْنَ رَأْسَهَا بِمَقَامِعَ مِنْ نَارٍ، فَقَامَتْ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، وَقَالَتْ يَا حَبِيْبِيْ وَقُرَّةَ عَيْنِيْ مَا كَانَ أَعْمَالُ هَؤُلاَء حَتَّى وَقَعَ عَلَيْهِنَّ هَذَا العَذَابُ ؟

Baginda Ali Semoga Allah memuliakannya berkata ; Aku bersama istriku masuk menemui Rasulullah SAW, kami mendapati Rasulullah sedang dalam menangis yang sangat. Lalu aku pun memberanikan diri untuk menanyakan penyebabnya. “Ya Rasulullah, kami siap menjadi penebus kesedihan tuan, apa penyebab tuan menangis?”. Tanya kami pada Rasulullah SAW. “Hai Ali, pada malam aku diisra-kan (isra-mi’raj) naik ke langit, saat itu aku melihat banyak perempuan dari ummatku sedang di siksa di dalam api neraka. Aku menangis karena melihat siksa yang sangat dahsyat. Aku melihat perempuan yang di gantung dengan rambutnya, dan kepalanya bergolak karena panas yang sangat. Aku melihat perempuan yang di gantung dengan lidahnya, cairan timah panas di kucurkan pada tenggorokannya. Aku melihat perempuan yang kedua kakinya diikatkan sampai kedua payudaranya, kedua tangannya juga diikatkan sampai ujung kepalanya, mereka di lilit oleh ular-ular besar, (kepala ular besar ini sebesar kepala unta) mereka juga di kuasai oleh kalajengking raksasa yang setiap saat menggigitnya. Aku melihat perempuan yang di gantung dengan payudaranya. Aku melihat perempuan yang kepalanya berubah menjadi berupa kepala babi, tubuhnya berubah menjadi berupa badan keledai, mereka mendapatkan satu juta macam penderitaan siksa. Aku melihat perempuan yang berubah wujud menjadi berupa anjing, api neraka masuk dari mulutnya kemudian keluar dari lubang duburnya, para malaikat memukul-mukul kepalanya dengan palu raksasa dari api neraka”. Mendengar Rasulullah SAW seperti itu, Baginda Fatima ra bangkit dan bertanya. “Wahai kekasihku dan penyejuk jiwaku.., Amal perbuatan apa yang mereka lakukan sehingga jatuh ke dalam siksa seperti ini?”

فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّة، أَمَّا المُعَلّقَةُ بِشَعْرِهَا فَإٍنَّهَا كَانَتْ لاَ تُغَطِّى شَعْرَهَا مِنَ الرِّجَالِ وَأَمَّا المُعَلّقَةُ بِلِسَانِهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُؤْذِى زَوْجَهَا وَأَمَّا المُعَلّقَةُ بِثَدْيَيْهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُوْطِئُ فِرَاشَ زَوْجِهَا وأََمَّا الَتِيْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلىَ ثَدْيَيْهَا وَيَدَاهَا إِلىَ نَاصِيَتِهَا وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الحَيَّاتِ وَالعَقَارِبِ فَإِنَّهَا كَانَتْ لاَ تَغْتَسِلُ مِنَ الجَنَابَةِ وَالحَيْضِ، وَتَسْتَهْزِئُ بِالصَلاَةِ. وأََمَّا الَتِيْ رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ وَبَدَنُهَا بَدَنُ حِمَارٍ فَإِنَّهَا كَانَتْ نَمَّامَةً كَذَّابَةً. وأََمَّا الَتِيْ عَلَى صُوْرَةِ الكَلْب،ِ وَالنَّارُ تَدخُلُ مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، فَإِنَّهَا كَانَتْ مَنّانةً حَسادَة ً. وَ يَا بُنَيَّة، الوَيْلُ أي الهلاك لاِمْرَأَةٍ تَعْصِى زَوْجَهَا. وَالحَاصِلُ أَنَّ الزَوْجَ لِلزَوْجَةِ كَالوَالِدِ لِلْوَلَدِ، لأَنَّ طَاعَةَ الْوَلَدِ لِوَالِدِهِ وَطَلَبَ رِضَاهُ وَاجِبٌ، وَلاَ يَجِبُ ذَلِكَ عَلَى الزَوْجِ

Rasulullah SAW menjawab : “Wahai anakku sayang, adapun siksa perempuan yang di gantung dengan rambutnya di atas api neraka ialah mereka yang tidak menutup rambut kepala dari lelaki bukan muhrim, adapun siksa perempuan yang di gantung dengan lisannya di atas api neraka ialah mereka yang menyakiti suaminya, adapun siksa perempuan yang di gantung dengan payudaranya ialah mereka yang menginjak-nginjak tikar suaminya (tidak menghormati suami), adapun siksa perempuan yang kedua kakinya diikatkan sampai payudara dan kedua tangannya diikatkan sampai ujung kepala, mereka di kuasai ular dan kalajegking raksasa ialah mereka yang tidak pernah mandi besar dari junub dan haid sehingga meremehkan shalat, adapun siksa perempuan yang kepalanya berubah berupa babi, tubuhnya berubah berupa keledai ialah mereka yang suka menggosip, mengadu domba dan suka berdusta, adapun siksa perempuan yang wujudnya berubah menjadi anjing, api neraka masuk dari mulutnya kemudian keluar dari duburnya ialah mereka yang mengungkit-ungkit kebaikan, meratapi musibah dan iri dengki. Wahai anakku sayang!, binasalah apabila seorang perempuan berbuat durhaka pada suaminya.

Wal-hasil, bahwa seorang suami di mata istrinya ialah laksana orangtua di mata anak-anaknya. Karena seorang anak dituntut wajib untuk taat pada orang tua dan selalu mencari ridlonya, dan seorang suami tidak wajib taat kepada istrinya (selama tidak berseberangan dengan ajaran agama Islam).

Allah mengetahui segalanya.

Pustaka : Uqudul-Lizein Syekh Nawawi

KONSULTASI HUKUM ISLAM

KAJIAN HARI SABTU

KAJIAN HARI MINGGU

TADARUS MALAM RABU

SYARAH SAFINATUN-NAJA

SYARAH SAFINATUN-NAJA
TERJEMAH KASYIFATUS-SAJA SYARAH SAFINATUN-NAJA

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU
Ketika mendapatkan ilmu agama Islam tanpa bimbingan guru Maka jelas gurunya syetan, bahkan kesesatan akan lebih terbuka lebar Waspadailah belajar agama Islam tanpa bimbingan guru. Nah, apakah anda punya guru? .. kunjungilah beliau…!! Apabila ingin mendapat ilmu manfaat dan terjaga dari kesesatan

SILSILAH GURU AHMAD DAEROBIY (KANG DAE)