بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
أَعُوْذُ بِوَجْهِ اللهِ الكَرِيْمِ وَبِكَلِماَتِ اللهِ
التَّامَّاتِ الَّتِى لاَيُجاَوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلاَفاَجِرٌ مِنْ شَرِّ
ماَيَنْزِلُ مِنَ السَّماَءِ وَمِنْ شَرِّ ماَيَعْرِجُ فِيْهاَ وَمِنْ شَرِّ
ماَذَرَأَ فىِ الأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ ماَيَخْرُجُ مِنْهاَ وَمِنْ فِتَنِ اللَّيْلِ
وَالنَّهاَرِ وَمِنْ طَواَرِقِ اللَّيْلِ وَالنَّهاَرِ إِلاَّ طاَرِقاً يَطْرُقُ
بِخَيْرٍ ياَرَحْمَنُ
Aku
berlindung dengan Dzat Allah yang Maha Pemurah, dengan kalimat-kalimat Allah
yang maha sempurna, yang tidak pernah melewati batas kebaikan dan tidak pernah
tersentuh kejahatan, dari keburukan musibah yang turun dari langit, dari
keburukan maksiat yang naik ke langit, dari keburukan sesuatu yang tercipta di
muka bumi, dari keburukan sesuatu yang keluar dari perut bumi, dari keburukan
di waktu malam dan siang, dan dari keburukan hal baru di malam dan siang,
melainkan semua bisa mematuhi kebaikan, Wahai Yang maha Pengasih, Amien.
(Dibaca
setiap selesai shalat fardu, terutama saat mengalami takut)
(أَعُوْذُ) أَىْ
أَتَحَصِنُ وَأَسْتَجِيْرُ (بِوَجْهِ اللهِ) أَىْ ذاَتِهِ المُقَدَّسِ , أَوْلَهُ
تَعاَلىَ وَجْهٌ لاَنَعْلَمُ حَقِيْقَتَهُ مُنَزَّهٌ عَنِ الجاَرِحَةِ
وَالجِسْمِيَّةِ وَالعِرْضِيَّةِ , وَالأَوَّلُ طَرِيْقُ الخَلَفِ وَالثَّانِى
طَرِيْقُ السَّلَفِ , (الكَرِيْمُ) المُعْطِى الوَهَّابُ المُسْتَحِيْلُ عَلَيْهِ
ضِدُّهُ , وَهُوَ نَعْتٌ لِلْوَجْهِ أَوْ ِللهِ , (وَبِكَلِماَتِ اللهِ) الَّتِى
لاَتَنْفُذُ أَىْ لاَتَفْرُغُ وَهُوَ كَلاَمُهُ القَدِيْمُ أَوْ القُرْآَنُ
العَظِيْمُ أَوْصِفاَتُهُ العَلِيَّةُ , (التَّامَّاتِ) الَّتِى لاَيَعْتَرِيْهاَ
نَقْصٌ وَلاَعَيْبٌ أَوْ النَّافِذاَتٌ فىِ خَلْقِهِ الَّتِى (لاَيُجاَوِزُهُنَّ)
أَىْ لاَيَتَعَدَاهُنَّ (بِرٌّ) أَىْ صاَلِحٌ تَقِىٌّ (وَلاَفاَجِرٌ) وَلاَفاَسِقٌ
(Aku berlindung) maksudnya aku memohon di bentengi dan di
lindungi (dengan Dzat Allah) maksudnya dengan DZat Allah yang maha suci. Atau
Allah memiliki Wajah yang kita tidak mengenali hakikat wajah-Nya, suci dari
organ tubuh, suci dari benda juga suci dari sifat benda. Makna pertama ialah
melalui cara Ulama Kholaf (Ulama generasi kemudian) sedang makna kedua ialah
melalui cara Ulama Salaf (Ulama generasi pertama atau Shabat Nabi SAW). (Yang
maha Pemurah) Yang maha Memberi Dan maha Mengkaruniai, yang mustahil bagi Allah
tidak demikian. Lafadz Al-Karim ialah bentuk na'at untuk lafadz Wajhi atau
lafadz Allahi (Dengan kalimat-kalimat Allah) maksudnya firman Allah yang tidak
akan pernah habis atau berakhir, yaitu firman Allah dahulu yang tidak berawal
dan tidak berakhir atau Al-Qur'an yang agung atau sifat-sifat Allah yang luhur.
(Yang maha sempurna) maksudnya firman Allah yang tidak mengalami sedikitpun
kekuarangan atau cacat, atau lulus dalam keberadaannya yang tidak melewati
batas kebaikan, dan tidak terkontaminasi kejahatan.
(مِنْ شَرٍّ) مُتَعَلِقٌ
بِأَعُوْذُ , (ماَيَنْزِلُ مِنَ السَّماَءِ) أَىْ مِنَ البَلاَءِ , (وَمِنْ شَرِّ
ماَيَعْرِجُ فِيْهاَ) أَىْ ماَيَصْعُدُ إِلَيْهاَ مِنَ المَعاَصِى المُوْجِبَةِ
لِلْغَضَبِ وَنُزُوْلِ المِحَنِ وَالمَصاَئِبِ , وَماَأَصاَبَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ
فَبِماَكَسَبَتْ أَيْدِيْكُمْ , (وَمِنْ شَرِّ ماَذَرَأَ) بِذاَلٍ مُعْجَمَةٍ
آَخِرُهُ راَءٌ أَىْ ماَخَلَقَ اللهُ (فىِ الأَرْضِ) مِنْ كُلِّ مُؤْذٍ عاَقِلٍ
أَوْغَيْرِهِ وَحَشٍّ أَوْغِيْرِهِ , (وَمِنْ شَرِّ ماَيَخْرُجُ مِنْهاَ) أَخَصُّ
مِمَّاقَبْلَهُ أَىْ ماَيَظْهَرُ مِنَ الهَواَمِ كاَلحَياَتِ وَالعَقاَرِبِ
(Dari keburukan) Lafadz Min Syarri itu terikat dengan lafadz
A'udzu. (Sesuatu yang turun dari langit) maksudnya dari musibah. (Dan dari
keburukan sesuatu yang naik ke langit) maksudnya segala macam yang dilaporkan
naik kelangit, yaitu berupa bentuk maksiat yang mengundang murka Allah dan
turunnya malapetaka atau bencana. Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri (QS. Asy-Syura 30). (Dan dari keburukan sesuatu yang tercipta) kalimat
memakai huruf Dzal titik akhirnya Ra, maksudnya sesuatu yang tercipta (di muka
bumi) dari setiap yang menyakiti berkal atau tidak, dari setiap makhluk liar
atau bukan. (Dari keburukan sesuatu yang keluar dari perut bumi) kalimat ini
lebih khusus dari sebelumnya, maksudnya sesuatu yang nampak yaitu hewan buas
seperti ular atau kalajengking.
(وَمِنْ فِتَنِ
اللَّيْلِ وَالنَّهاَرِ) جَمْعُ فِنْتَةٌ وَهِىَ كُلُّ ماَتَعَلَّقَتْ بِهِ
النَّفْسُ وَاشْتَغَلَتْ بِهِ عَنْ خاَلِقِهاَ جَلَّ وَعَزَّ مِنْ ماَلٍ وَوَلَدٍ
وَزَوْجَةٍ وَأَوْلىَ غَيْرُهاَ مِنَ المَعاَصِى وَاللَّهْوِ , (وَمِنْ طَواَرِقِ
اللَّيْلِ وَالنَّهاَرِ) أَىْ حَواَدِثِهِماَ الَّتِى تُصِيْبُ الإِنْساَنَ
بَغْتَةً , (إِلاَّ طاَرِقاً يَطْرُقُ) بِضَمِّ الرَّاءِ أَىْ يَأْتِى (بِخَيْرٍ)
أَىْ فاَئِدَةٍ فِيْهاَ سَلاَمَةُ الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ مِنْ عِلْمٍ وَماَلٍ
طَيِّبٍ لاَيَشْغُلُ عَنِ اللهِ تَعاَلىَ , (ياَرَحْمَنُ) أَىْ ياَمُنْعِمٌ بِجَلاَئِلِ
النِّعَمِ كَماَوَكَيْفاَ ياَرَؤُفاً بِعِباَدِهِ فىِ كُلِّ حاَلٍ
(Dari keburukan di waktu malam dan siang) jama' dari lafadz
fitnah, yaitu setiap yang terikat oleh hawa nafsu sehingga tersita dan menjauh
dari menyembah Sang Pencipta, Allah maha Agung dan maha Mulia, baik itu berupa
harta, anak ataupun istri, terlebih sampai melakukan perbuatan maksiat dan
permainan yang melalaikan. (Dari keburukan hal baru di waktu malam dan siang)
maksudnya hal-hal yang baru terjadi dan mengenai manusia secara tiba-tiba
(Melainkan melainkan semua bisa mematuhi) dengan dlommah huruf Ra, maksudnya
mendatangkan (Kebaikan) maksudnya berguna atau bermanfaat disana, sehingga
selamat agama dan dunia, baik itu berupa ilmu atau harta yang baik yang tidak
menyita waktu yang membuat jauh dari ibadah kepada Allah. (Wahai Yang maha
Pengasih) Maksudnya Wahai Yang member nikmat akan kenikmatan-kenikmatan besar,
seperti yang telah terjadi, Wahai Yang maha Penyayng kepada hamba-hamba Nya di
setiap keadaan. Amien..
Pustaka
: Hasyiah Abi Al-Barakaat Sayid Ahmad Ad-Dardir