بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
بِأَنَّ اللهَ لَمْ
يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Anfal 53)
Merubahnya dengan tidak mensyukuri nikmat
وَأَصْلُ الشُّكْرِ
مَعْرِفَةُ العَبْدِ بِأَنَّ جَمِيْعَ ماَ بِهِ مِنَ النِّعَمِ وَماَ عَلَيْهِ
مِنْهاَ فىِ ظاَهِرِهِ وَباَطِنِهِ مِنَ اللهِ تَعاَلىَ تَفَضُّلاً مِنْهُ
سُبْحاَنَهُ وَامْتِناَناً
Asal makna syukur ialah seorang hamba mengetahui bahwa
semua nikmat dan segala hal terkait nikmat, secara lahiriyah atau batiniyah
adalah dari Allah SWT, sebagai bentuk kemurahan dan karunia dari Allah
SWT.
وَمِنَ الشُّكْرِ
الفَرْحُ بِوُجُوْدِ النِّعَمِ مِنْ حَيْثُ أَنَّهَا وَسِيْلَةٌ إِلىَ العَمَلِ
بِطاَعَةِ اللهِ وَنَيْلِ القُرْبِ مِنْهُ , وَمِنَ الشُّكْرِ الإِكْثاَرُ مِنَ
الحَمْدُ ِللهِ وَالثَّناَءِ عَلَيْهِ تَعاَلىَ بِاللِّساَنِ , قاَلَ T
لَوْ أُعْطِىَ رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِى الدُّنْيَا بِأَسْرِهاَ ثُمَّ قاَلَ الحَمْدُ
ِللهِ كاَنَ قَوْلُهُ الحَمْدُ ِللهِ أَفْضَلٌ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ – الحَدِيْثَ ؛
وَقاَلَ T
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ يَأَكُلُ الأَكْلَةَ وَيَشْرُبُ الشُّرْبَةَ
فَيَحْمِدَهُ عَلَيْهَا
Diantara syukur nikmat ialah merasa senang akan adanya
nikmat, jika nikmat tersebut menjadi perantara melakukan amal ibadah dan
kebaikan, atau mengantarkan lebih dekat kepada Allah SWT. Diantara syukur
nikmat ialah banyak membaca “Hamdallah” serta menyanjung-Nya. Nabi SAW
bersabda, “Apabila seseorang dari ummatku dikaruniakan dunia dan
kemegahannya kemudian membaca hamdallah, maka ucapan hamdallah-nya itu lebih
utama dari semua harta dunia dan kemegahannya.” (HR. Ibnu Majah) Bacalah
haditsnya!. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah akan restu kepada
seseorang yang menyantap makanan dan meneguk minuman kemudian ia membaca
hamdallah karenanya.” (HR. Muslim)
وَمِنَ الشُّكْرِ العَمَلُ
بِطاَعَةِ اللهِ وَأَنْ يَسْتَعِيْنَ بِنِعَمِ اللهِ عَلَى طاَعَتِهِ وَأَنْ
يَضِيْعَ نِعَمَ اللهِ فىِ مَوَاضِعِهَا الَّتِى يُحِبُّهاَ اللهُ , وَذَلِكَ هُوَ
غاَيَةُ الشُّكْرِ وَنِهاَيَتِهِ , وَأَنْ لاَ يَتَكَبَّرَ بِالنِّعَمِ وَلاَ
يَفْتَخِرُ بِهَا عَلَى عِباَدِ اللهِ وَلاَ يَبْغِى وَلاَ يَطْغَى وَلاَ
يَتَحَدَّى عَلَى العِباَدِ وَمَنْ فَعَلَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَقَدْ كَفَرَ
النِّعْمَةَ وَلَمْ يَشْكُرُهَا , وَالكُفْرَانُ سَبَبٌ لِسَلْبِ النِّعَمِ
وَتُبْدِلُهَا بِالنِّقَمِ , فاَلتَّارِكُ لِلشُّكْرِ مُتَعَرِضٌ لِلسُّلْبِ
وَالهِلاَكِ وَالشَّاكِرُ مُتَعَرِضٌ لِلْخَيْرِ وَالمَزِيْدِ , وَمِنَ الشُّكْرِ
تَعْظِيْمُ النِّعْمَةِ وَإِنْ كاَنَتْ صَغِيْرَةً نَظْرًا إِلىَ عُظْمَةِ
المُنْعِمِ بِهَا تَبَارَكَ وَتَعاَلىَ
Diantara syukur nikmat ialah melakukan amal ibadah,
nikmat Allah itu digunakan untuk menunjang amal ibadah, dn menempatkannya dalam
hal-hal yang sukai Allah SWT. Hal ini termasuk syukur nikmat paling tinggi dan
penghujung syukur. Jangan pernah congkak dengan nikmat dari Allah, jangan pula
nikmat Allah dijadikan bahan kesombongan di hadapan orang lain. Dengan nikmat
Allah, jangan digunakan jahat, jangan di buat hal buruk dan jangan pula
digunakan melewati batas norma. Karena barangsiapa melakukan satu saja dari hal
buruk itu, maka termasuk mengkufuri nikmat dan tidak mensyukurinya. Perbuatan
mengkufuri nikmat adalah penyebab lenyapnya nikmat, bahkan digantikan dengan
ancaman siksa. Orang yang tidak bersyukur akan di hadapkan pada pelenyapan
nikmat dan kebinasaan, sedang orang yang bersyukur akan di hadapkan pada
kebaikan dan tambahan nikmat. Diantara syukur nikmat ialah mengganggap besar
sebuah nikmat sekalipun nikmat itu kecil atau sedikit karena melirik pada
keagungan Yang memberi nikmat, Dia yang maha berkah nan maha luhur.
Pustaka : Nashoihud-Diniyyah, Al-Habib Abdullah Al-Haddad
No comments:
Post a Comment
SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK