بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَكَانَتْ المَرْأَةُ الصَالِحَةُ
إِذَا وَقَعَ مِنْهَا زَلّةٌ فِيْ زَوْجِهَا نَدِمَتْ حَالاًّ وَاسْتَعْطَفَتْ رِضَاهُ
وَتَبْكِى أَيَّامًا خَوْفًا مِنْ عِقَابِ اللهِ تَعَالَى وَتَقُوْلُ لِزَوْجِهَا إِذَا
رَأَتْهُ مَهْمُوْمًا إِنْ كَانَ اهْتِمَامُكَ لأَمْرِ الآخِرَةِ فَطُوْبَى لَكَ وَإِنْ
كَانَ لأَمْرِ الدُنْيَا فَأَنَا لاَ نُكَلِّفُكَ مَالاَ تَقْدِرُ عَلَيْهِ
=============
Seorang istri sholehah apabila ia mengalami
kekhilafan pada suaminya, maka ia akan menyesali perbuatannya itu di saat juga,
dan ia memohon pada suaminya agar sudi untuk memaafkan kekhilafannya, sampai
menangis berhari-hari, karena takut akan ancaman siksa Allah SWT. Kemudian bicaralah
kepada suami “Papahku sayang, apabila saat ini papah merasa resah-gelisah dan resah-gelisah
itu dikarenakan perihal urusan akhirat, resah karena takut sanksi siksa maka
berbahagialah wahai papahku sayang. Namun apabila papah merasa resah-gelisah
soal ngurusin duniawi, nyari uang belum dapet maka mamah tidak ingin menjadi
beban di luar kemampuan papah, ikhlas apa adanya”. (Al-Haditsa)
Pustaka : Uqudulizein Syekh Nawawi
Sahabatku, setiap kita tidak akan terlepas dari
kekhilafan dan itu manusiawi. Terutama kepada orang terdekat kita, baik seorang
suami kepada istrinya ataupun seorang istri kepada suaminya. Yang menjadi
persoalan ialah bagaimana cara kita untuk bisa membenahi kekhilafan itu. Karena
tanpa tahu cara membenahi sebuah kekhilafan, maka sekalipun ada niat baik untuk
membenahi diri dari kekhilafan, namun itu hanya sia-sia belaka, sehingga pada
akhirnya hanya keinginan semu-lah yang didapatkan.
Hanya saja pdai kesempatan ini saya akan mengupas
cara membenahi kekhilafan yang dilakukan seorang istri kepada suaminya. Sebagaimana
terungkap redaksi kitabnya di atas. Jadi disini jelas, bahwa poin-poin dalam
membenahi diri dari kekhilafan itu ada EMPAT yaitu pertama MENYESALI, Kedua MEMINTA
MAAF, Ketiga MENANGISI dan Keempat MEMBERI JAMINAN.
Teknis menyesali dan teknis meminta maaf, sedikit banyak
mungkin diantara kita sudah faham. Namun dalam teknis menangis dari kekhilafan
kepada suami, lamanya menangis di sini idealnya sampai satu minggu karena beratnya
akan ancaman Allah di sana, menangis sebulan bisa jadi lebih baik. Namun
menangis tiga hari boleh-lah. Menangis karena memang menyesal, bukan menangis
abis ngiris bawang..
Sedang teknis Memberi Jaminan yang dimaksud di sini
ialah apabila seorang istri melakukan kekhilafan kepada suami, disamping
melakukan tiga hal tadi ialah harus sanggup berbicara sungguh dengan memberikan
pernyataan jaminan bahwa “Tidak akan pernah membebankan suami diluar
kemampuannya”.
Umapamanya saya kasih contoh “Papah sayang.., mamah
tidak rela apabila papah dirundung kesedihan walau sesaat, sekalipun papah
memang berkewajiban menafqahi mamah dan anak-anak, mamah tidak ingin kewajiban nafqah
itu sangat memebebankan papah. Jadi biarlah…, papah gak usah kerja cape-cape
nyari duit, biarlah orang lain saja kita suruh”…. Kebetulan emang suaminya lagi
nyangkul di sawah… hehe…
Bahkan sangat baik jika istrinya berkata pada
suaminya “Abangku sayang, maafin semua kesalahan aye ya bang..!!, dari ujung
rambut sampai ujung kaki ya bang.., dari ujung berung Bandung sampe ujung
harapan Bekasi.., soalnya aye tahu, seorang istri nggak bakal masuk sorga jika
suami kagak ridlo…, Seandainya abang saat ini merasa resah dan geliash karena
takut ancaman siksa akhirat, sungguh itu hebat bang, soalnya abang bisa
berakhlaq sangat baik, dan gak bakalan berani untuk selingkuh.., Aye seneng
bukan maen bang..?!. Namun seandainya abang mau punya bini lagi selain aye, gak
usah selingkuh-selingkuh…., aye ridlo bang.. aye ikhlas abang punya bini lagi..
suwer deh.., bahkan bila perlu aye cariin yang cakep kaya bintang filem, mau ya
bang?... hehehe
“……Maaaaaaaauuuuuu… “ Jawab Kang Dae.. hehehe
No comments:
Post a Comment
SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK