بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
مِفْتاَحُ الصَّلاَةِ الوُضُوْءُ
وَتَحْرِيْمُهاَ التَّكْبِيْرُ وَتَحْلِيْلُهاَ التَّسْلِيْمُ - رَواَهُ أَبُوْ
داَوُدَ وَالتُّرْمُذِى
Pembuka
shalat ialah Wudlu, penghormatannya Takbir dan melepas dari shalatnya dengan Salam.
(HR. Abu Daud dan Turmudzi)
السَّلاَمُ فىِ الصَّلاَةِ هُوَ المُسَمَّى بِالتَّحْلِيْلِ أَيْضاً قاَلَ
المُصَنِّفُ (أَقَلُّ السَّلاَمِ) لِلتَّحْلِيْلِ (السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ)
Salam
dalam shalat, yaitu yang di sebut dengan melepaskan diri dari shalat. Penyusun
(Syekh Salim bin Sumer) berkata : (Salam
yang paling pendek) ketika keluar shalat ialah kalimat (As-Salaamu ‘Alaikum).
قاَلَ الشِّبْراَمِلْسِى وَلَوْ سُكِنَ المِيْمُ (تَشْدِيْدُ السَّلاَمِ)
واَحِدٌ وَهُوَ (عَلَى السِّيْنِ) وَأَكْمَلُهُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ
Asy-Syibramilsiy
berkata : Meskipun huruf Mim disukunkan (Tasydid As-Salaam) ada satu (di atas
huruf Sin). Salam paling sempurna ialah (lihat huruf Arabnya) Artinya ; “Keselamatan
semoga pada kalian dan juga Rahmat Allah”.
وَلاَ تُسَنُّ وَبَرَكاَتُهُ وَتُسَنُّ تَسْلِيْمَةً ثاَنِيَّةً
لِلإِتِّباَعِ
Tidak
disunnahkan baca “Wabarakaatuh” di salam pertama tapi disunnahkan di Salam
kedua, ini karena mengikuti cara shalat Nabi SAW.
وَلَوْ اقْتَصَرَ الإِماَمُ عَلَى تَسْلِيْمَةٍ سُنَّ لِلْمَأْمُوْمِ
تَسْلِيْمَتاَنِ ِلأَنَّهُ خَرَجَ عَنِ المُتاَبِعَةِ بِالأُوْلىَ , بِخِلاَفِ
التَّشَهُدِ الأَوَّلِ لَوْتَرَكَهُ الإِماَمُ لَزِمَ المَأْمُوْمَ تَرْكُهُ
لِوُجُوْبِ المُتاَبِعَةِ قَبْلَ السَّلاَم
Jika
Imam menyingkat dengan melakukan satu salam, maka makmum disunnahkan memakai
dua salam, karena makmum telah keluar dari mengikuti Imam sebab salam pertama. Lain
hal Tasyahud, jika Imam meninggalkan Tasyahud maka makmum wajib meninggalkan Tasyahud
juga, karena makmum wajib mengikuti Imam sebelum Salam.
وَلَوْسَلِمَ الثَّانِيَّةَ مُعْتَقِداً أَنَّهُ سَلِمَ الأُوْلىَ لَمْ
يُكْفِهِ وَيُسَلِّمُ الأُوْلىَ وُجُوْباً وَيُعِيْدُ الثَّانِيَّةَ نَدْباً
وَيَسْجُدُ لِلسَّهْوِ
Jika
makmum melakukan salam kedua dengan keyakinan bahwa salam itu adalah yang
pertama, maka salam itu tidak sah, dan wajib melakukan salam pertama dan sunnah
mengulang salam yang keduanya, lalu dia sujud sahwi.
وَيُسَنُّ عِنْدَ إِتْياَنِهِ بِالمَرَّتَيْنِ أَنْ يَفْصُلَ بَيْنَهُماَ
بِسَكْتَةٍ وَقَدْ تَحْرُمُ الثَّانِيَّةَ بِأَنْ عُرِضَ بَعْدَ الأُوْلىَ مُناَفٍ
لِلصَّلاَةِ كَحَدَثٍ وَخُرُوْجِ وَقْتِ جُمْعَةٍ , بِخِلاَفِ وَقْتِ غَيْرِهاَ
مِنَ الصَّلاَةِ ِلأَنَّهاَ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ جُزْءاً مِنَ الصَّلاَةِ فَهِىَ
مِنْ تَواَبِعِهاَ وَمُلْحَقاَتِهاَ
Disunnahkan
ketika makmum melakukan salam dua kali agar memisah dua salam tersebut dengan
diam, karena dia telah masuk ruang Takbiratul-Ikhram kedua, jika dia telah
melihat hal yang membatalkan shalatnya setelah salam pertama seperti hadats dan
keluar waktu jum’at. Lain halnya dengan waktu shalat selain shalat jum’at,
waktu pada shalat jum’at meskipun bukan bagian dari shalat, ialah termasuk paket
shalat jum’at dan hal-hal yang dikategorikan jum’at.
وَيُسَنُّ أَنْ يَسْرَعَ بِالسَّلاَمِ وَلاَيَمُدَّهُ وَأَنْ يُسَلِّمَ
المَأْمُوْمُ بَعْدَ فِراَغِ الإِماَمِ مِنْ تَسْلِيْمَتَيْهِ
Disunnahkan
agar mempercepat bacaan Salam, dan jangan memperlama Salam, makmum hendaknya
melakukan salam setelah selesai kedua salam imam.
وَلَوْقاَرَنَهُ جاَزَ كَبَقِيَةِ الأَرْكاَنِ إِلاَّ تَكْبِيْرَةَ
الإِحْراَمِ لَكِنْ المُقاَرَنَةُ فىِ ذَلِكَ مَكْرُوْهَةٌ مُفَوِّتَةٌ
لِفَضِيْلَةِ الجَماَعَةِ فِيْماَ قاَرَنَ فِيْهِ فَقَطْ
Jika
makmum melakukan Salam bersamaan imam maka itu boleh, seperti rukun-rukun
shalat lainnya kecuali Takbiratul-Ikhram. Tetapi Salam bersamaan imam itu adalah makruh yang menghilangkan
keutamaan berjama’ah pada saat perlakuan bersamaan saja.
أَمَّاالمُقاَرَنَةُ فىِ تَكْبِيْرَةِ الإِحْراَمِ أَوْ فىِ بَعْضِهاَ
فَحَراَمٌ مُبْطِلَةٌ لِلصَّلاَةِ
Adapun
makmum yang bersamaan melakukan Takbiratul-Ikhram dengan imam atau bersamaan di
sebagiannya maka itu haram, membatalkan shalat.
Allah
mengetahui segalanya…
Pustaka
: Kasyifatus-Saja Syarah Safinatun-Naja Syekh Nawawi
No comments:
Post a Comment
SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK