Thursday, June 7, 2012

SANKSI PENIMBUN HARTA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ الَّذِي جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ كَلاًّ لَيُنْبَذَنَّ فيِ الحُطَمَةِ وَمَا أَدْرَاكَ مَاالحُطَمَةُ نَارُ اللهِ المُوقَدَةُ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الأَفْئِدَةِ إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ فيِ عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ

Berikut ini tafsir surat Al-Humazah yang di kutif dari kitab Lubed Al-Munir disusun oleh Syekh Muhammad Nawawi, semoga bermanfaat.

( وَيْلٌ ) أَىْ شِدَّةُ عَذاَبٍ أَوْواَدٍ فىِ جَهَنَّمَ مِنْ قَيْحٍ وَدَمٍ

Wael mengandung arti siksa yang sangat pedih atau mengandung arti, salah satu lembah di dalam neraka Jahannam yang dibanjiri banyak nanah dan darah.

( لِكُلِّ هُمَزَةٍ ) أَىْ مُغْتاَبٍ لِلنَّاسِ مِنْ خَلْفِهِمْ ( لُمَزَةٍ ) أَىْ طَعاَنٍ فىِ وُجُوْهِهِمْ

Adalah disediakan untuk orang-orang yang selalu membicarakan keburukan orang lain dari belakang. Dan juga orang yang selalu bermuka masam di hadapan orang lain.

Ayat ini diturunkan pada masa Akhnasy bin Syariq, dia selalu bermuka masam dan membicarakan keburukan orang lain, terlebih-lebih dia melakukan semua itu pada baginda Rasulul Saw, sebagaimana riwayat ini diceritakan Syekh ‘Atho, Syekh Al-Kalbiy dan  Syekh As-Sadiy.

Menurut pendapat lain, atau ayat ini diturun-kan pada masa Wuled bin Al-Mugiroh, dia selalu membicara-kan keburukan baginda Nabi Saw dari belakang, dan juga dia selalu bermuka masam dihadapan baginda Nabi Saw, hal ini sebagaimana riwayat Syekh Muqotil dan Syekh Jurej.

Menurut pendapat lain, atau ayat ini diturunkan pada masa Ubay bin Kholaf sebagaimana diriwayatkan oleh Utsman bin Umar. Atau ayat ini diriwayatkan pada masa Umayyah bin Kholaf sebagaimana diriwayat-kan oleh Muhammad bin Ishaq. Atau ayat ini diturunkan pada masa Jamil bin Falal sebagai-mana diriwayatkan oleh Mujahid.

( الَّذِي جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ ) أَىْ أَحْصاَهُ

Dia yang selalu menimbun-nimbun harta kekayaan dan menghitungnya, artinya selalu menghitung-hitung jumlah harta kekayaannya.
وَقاَلَ الأَخْفَشُ أَىْ جَعَلَهُ ذَخِيْرَةً لِحَواَدِثِ الدَّهْرِ

Syekh Al-Akhfasy berkata ; maksudnya ialah selalu menjadikan hartanya sebagai bentuk simpanan atau timbunan untuk masa depan.

وَقاَلَ الضَّحاَكُ أَىْ أَعَدَّ ماَلَهُ لِمَنْ يَرِثَهُ مِنْ أَوْلاَدِهِ وَقِيْلَ أَىْ فاَخِرٌ بِكَثْرَةِ عَدَدٍ

Syekh Adl-Dlohak berkata ; Maksudnya ialah selalu menghitung hartanya untuk dibagikan pada ahli waris diantara anak-anaknya. Disebutkan juga artinya dia membangga-banggakan diri disebabkan hartanya yang berjumlah banyak.

Qoroat Hamzah, Qiroat Al-Kisaiy, Qiroat Ibnu Amir membaca lafadz “Jamma’a” menggunakan tasydid pada huruf mim, karena mengandung arti banyak.

Qiroat Al-Hasan dan Qiroat Al-Kalbiy membaca lafadz “Wa’adadahu” dengan  menggunakan huruf dal tanpa tasydid, serta diataf-kan (dihubungkan) pada lafadz “Maalan”, artinya dia menimbun harta lalu menghitung jumlah harta tersebut. Atau artinya dia mengundang banyak orang diantara kerabat dan tetangganya yang semuanya selalu membantu dirinya dalam menghitung berapa jumlah hartanya.

Disebutkan juga, lafadz “Wa’addada” adalah fiil madli yang dilepaskan dari idghom.

( يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ) أَىْ يَظُنُّ الكاَفِرُ أَنَّ ماَلَهُ جَعَلَهُ خاَلِداً فىِ الدُّنْياَ لاَيَمُوْتُ لِطُوْلِ أَمَلِهِ وَلِفَرَطِ غَفْلَتِهِ وَيَعْتَقِدُ أَنَّهُ إِنْ نَقَصَ ماَلُهُ يَمُوْتُ لِبُخْلِهِ

Dia menyangka bahwa hartanya akan membuat-nya kekal, artinya orang kafir akanmenyangka bahwa hartanya akan menjadikannya kekal di dunia, dia merasa tidak akan mengalami mati karena angan-angannya jauh, kelalaiannya semakin keliru, dia meyakini bahwa apa bila hartanya berkurang maka dia akan merasa mati dan tidak akan hidup, karena sikap pelit dirinya.

قاَلَ الحَسَنُ ماَرَأَيْتُ يَقِيْناً لاَشَكَّ فِيْهِ أَشْبَهَ بِشَكٍّ لاَيَقِيْنَ فِيْهِ كاَلمَوْتِ

Syekh Al-Hasan berkata ; Aku tidak melihat suatu keyakinan yang tidak diragukan lagi hampir serupa dengan dengan sesuatu yang diragukan dan tidak ada keyakinan sedikit-pun, ialah ingat serta meyakini kematian, kematian sungguh yakin terjadi akan tetapi seolah masih diragukan.


Disebutkan, Diduga bahwa harta akan membuat kekal pemiliknya di dunia dengan mengantar nama baik dan membuat kekal diakhirat dalam kenikmatan yang kekal dan abadi, hal ini adalah sindiran untuk melakukan amal soleh.

( كَلاَّ ) أَىْ لَيْسَ الأَمْرُ كَماَيَظُنُّ أَنَّ الماَلَ يُخْلِدُهُ بَلْ العِلْمُ وَالصَّلاَحُ وَعَلَى هَذاَ يَجُوْزُ الوَقْفُ هُناَ أَوْ بِمَعْنَى حَقًّا

Tidak, artinya tidak seperti itu sebagaimana diduga bahwa harta itu akan membuat kekal. Akan tetapi yang membuat kekal adalah hanya ilmu dan kebaikan.

Atas dasar ini maka boleh wakaf (berhenti baca) disini, atau makna dari “Kallaa” ialah benar demikian.

( لَيُنْبَذَنَّ فىِ الحُطَمَةِ ) أَىْ واَللهِ لَيَطْرَحْنَ فىِ النَّارِ الَّتِى تَحَطَمَ كُلُّ مَنْ وَقَعَ فِيْهاَ أَىْ تُكَسِّرُهُ 

Sungguh dia akan dilemparkan ke dalam neraka Khuthomah, artinya demi Allah dia pastinya akan dilemparkan ke neraka, yaitu neraka yang akan menghanguskan setiap sesuatu yang terlempar ke dalamnya.

“Layunbadzani” dibaca dalam bentuk Tastniah artinya dia dan hartanya akan dilemparkan ke neraka. “Layunbadzunna” dibaca dengan memakai dlommah huruf Dzal artinya dan termasuk para pembantunya. Demikian itu adalah disebabkan bahwa perbuatan dan prilakunya adalah seperti rahasia sifat manusia.

فَإِنَّ الجَزَاءَ مِنْ جِنْسِ العَمَلِ
Balasan ialah sesuai jenis amal yang dilakukannya.

( وَماَ أَدْراَكَ ماَالحُطَمَةِ ) الَّتِى هِىَ جَزاَءُ الهَمْزَةِ اللُّمَزِةِ ( ناَرُ اللهِ المُوْقَدَةِ ) أَىْ الَّتِى لاَتَخْمِدُ أَبَداً بِقُدْرَتِهِ تَعاَلىَ

Apakah anda tahu, apakah Khuthomah itu ?, dia adalah neraka yang merupakan balasan bagi orang selalu membcirakan keburukan orang dan selalu bermuka masam di hadapan orang.

Dia adalah api yang dinyalakan, artinya api yang tidak akan pernah padam selama-lamanya, ini berkat kekuasaan Allah. Konon api neraka itu dinyaakan dala ribuan tahun, dan panasnya ribuan kali lipat panas api dunia

( الَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى الأََفْئِدَةِ ) أَىْ الَّتِى تَعْلُوْ وَساَطَ القُلُوْبِ فَإِنَّهاَ مَحَلُ العَقاَئِدِ الزَّائِغَةِ وَمَنْشَأُ الأَعْماَلِ السَّيِّئَةِ

Yaitu api yang akan menembus ke dalam hati, artinya api yang naik dan membakar menembus ke dalam hati, karena hati itu merupakan tempat aqidah yang sesat dan tempat timbul amal-amal yang buruk.

( إِنَّهاَ عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ ) أَىْ مُطْبِقَةٌ أَوْ مُغَلِقَةٌ

Hati mereka pada diri mereka itu dalam keadaan terkunci, artinya hati mereka itu tertutup, terkunci untuk menerima kebaikan.

( فىِ عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ ) أَىْ حاَلَ كَوْنِهِمْ مُوْثِقِيْنَ فىِ عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ مِثْلَ المُقاَطِرِ الَّتِى تَقْطُرُ فِيْهاَ اللُّصُوْصُ

Pada saat harus berpegang teguh pada tiang kebenaran, artinya saat mereka harus berpegang teguh pada tiang kebenaran yang memanjang, seperti terowongan panjang yang menjadi celah kaburnya seorang pencuri, Ya Allah lindungi kami dari semua itu wahai Dzat yang paling mulia diantara yang mulia. Tiang di sini maksudnya setiap sesuatu yang memanjang baik berupa kayu atau besi.

Allah Mengetahui segalanya.


No comments:

Post a Comment

SAMPAIKAN KOMENTAR ATAU KONSULTASI ANDA DI SINI..OK

KONSULTASI HUKUM ISLAM

KAJIAN HARI SABTU

KAJIAN HARI MINGGU

TADARUS MALAM RABU

SYARAH SAFINATUN-NAJA

SYARAH SAFINATUN-NAJA
TERJEMAH KASYIFATUS-SAJA SYARAH SAFINATUN-NAJA

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU

WASPADAI BELAJAR TANPA GURU
Ketika mendapatkan ilmu agama Islam tanpa bimbingan guru Maka jelas gurunya syetan, bahkan kesesatan akan lebih terbuka lebar Waspadailah belajar agama Islam tanpa bimbingan guru. Nah, apakah anda punya guru? .. kunjungilah beliau…!! Apabila ingin mendapat ilmu manfaat dan terjaga dari kesesatan

SILSILAH GURU AHMAD DAEROBIY (KANG DAE)